spot_img
Kamis, Januari 16, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIHasil Riset LPS: Intensitas Menabung Konsumen Meningkat

Hasil Riset LPS: Intensitas Menabung Konsumen Meningkat

Mataram (Suara NTB) – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini meluncurkan hasil riset terbaru mengenai Indeks Menabung Konsumen (IMK) dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Survei ini dilakukan melalui Survei Konsumen Perekonomian (SKP), yang melibatkan lebih dari 1.700 responden dari berbagai wilayah di Indonesia dengan menggunakan metode stratified random sampling dan wawancara tatap muka.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan November 2024, nilai IMK tercatat mencapai 77,0, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi pada Indeks Waktu Menabung (IWM), yang turun sebesar 1,9 poin, menjadi 81,5. Sebagian besar responden masih berpendapat bahwa saat ini, maupun tiga bulan ke depan, adalah waktu yang tepat untuk menabung.

Sementara itu, Indeks Intensitas Menabung (IIM) mengalami peningkatan tipis, yakni sebesar 0,6 poin, mencapai level 72,4 pada bulan November 2024. Peningkatan ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah responden yang menyatakan sering menabung, meskipun banyak juga yang menilai jumlah tabungan mereka lebih kecil daripada yang direncanakan.

Survei SKP yang dilakukan oleh LPS juga menghasilkan indikator lain, yakni IKK. IKK mengukur tingkat optimisme atau pesimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan pandangan mereka mengenai prospeknya di masa depan.

“Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menangkap gambaran yang lebih nyata tentang persepsi dan perilaku konsumen dari berbagai lapisan masyarakat di berbagai wilayah. Pelaksanaan survei ini memperluas kapasitas LPS dalam memperoleh gambaran terkini mengenai persepsi konsumen terhadap kegiatan menabung dan kondisi ekonomi saat ini,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam keterangan resmi yang diterima media ini pada Jumat, 20 Desember 2024.

Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa output utama dari SKP adalah Indeks Menabung Konsumen (IMK), yang mengukur kecenderungan dan kemampuan konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk menabung. IMK ini memberikan gambaran tentang kemampuan dan kesehatan ekonomi rumah tangga, yang tercermin dari intensitas serta niat konsumen untuk menabung.

“Dengan IMK ini, kita bisa lebih memahami daya tahan ekonomi rumah tangga terhadap situasi ekonomi saat ini, termasuk dinamika simpanan perbankan ke depan,” tambahnya.

Selain itu, SKP juga menghasilkan IKK, yang menggambarkan keputusan dan kemampuan konsumen untuk menabung, yang tentunya dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap kondisi ekonomi dan pendapatan mereka.

“Informasi ini sangat penting untuk memahami arah perkembangan ekonomi ke depan, mengingat persepsi konsumen dapat mempengaruhi keputusan mereka dalam hal konsumsi, menabung, dan investasi,” kata Purbaya.

Dia menambahkan bahwa konsumen yang lebih optimis terhadap prospek ekonomi, stabilitas pekerjaan, dan pendapatan rumah tangganya di masa mendatang, berpotensi memperkuat konsumsi mereka, terutama terhadap barang-barang tahan lama. Hal ini dapat berdampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi, mengingat konsumsi masyarakat merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian nasional.

“Berdasarkan informasi ini, LPS dapat merumuskan respons yang lebih tepat untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang optimal dalam melaksanakan fungsinya untuk menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank,” pungkas Purbaya. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO