spot_img
Jumat, Januari 17, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIRayakan Natal dan Tahun Baru 2025 dengan Produk Aman bagi Kesehatan

Rayakan Natal dan Tahun Baru 2025 dengan Produk Aman bagi Kesehatan

Sukacita perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) harus dilalui dengan pangan yang aman, bergizi dan mutu yang bagus bagi kesehatan. Jangan sampai perayaan Natal dan dibarengi dengan malam menyambut tahun baru 2025 diwarnai dengan ancaman pangan yang tidak aman, taka bermutu dan berbahaya bagi kesehatan. Mampukah instansi berwenang memberikan jaminan pangan yang aman dan bergizi saat malam tahun baru nanti? Seperti apa pula pengawasan yang dilakukan?

Yosef Dwi Irwan (Ekbis NTB/dok)

MALAM pergantian tahun merupakan kesempatan emas bagi pelaku usaha untuk meraup cuan atau keuntungan. Pada malam ini pula banyak muncul pedagang dadakan di hampir seluruh ruas jalan yang ada di daerah ini. Ada yang menjual cilok, bakso, kue, makanan tradisional seperti pelecing, sate hingga berbagai jenis penganan lainnya.

Tidak hanya itu, banyak pula masyarakat yang merencanakan bakar ikan, ngegrill atau memanggang makanan sama-sama, seperti daging dan lainnya di rumah atau di tempat wisata.

Dalam meraup keuntungan, banyak oknum pedagang yang tidak mempedulikan kesehatan konsumennya. Khusus makanan yang dijual di pinggir jalan, tidak jarang oknum pedagang menggunakan pewarna yang sangat mencolok pada saos, kecap maupun makanan yang dijual. Tidak hanya itu, banyak juga oknum pedagang yang menjual produk yang sudah kedaluwarsa, wadah berkarat atau penyok. Hal ini tentu sangat merugikan pembeli sebagai konsumen.

Bagi yang jeli dan memahami makanan yang mengandung zat tertentu atau membaca apakah sudah kedaluwarsa terhadap produk yang dijual di pasaran, mereka tidak mau membeli, karena sangat berbahaya bagi kesehatan. Sementara bagi anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua dan tertarik dengan jajanan di pinggir jalan, langsung membeli produk itu. Begitu juga pada masyarakat yang awam dengan makanan yang sehat akan membelikan untuk anggota keluarganya.

Untuk itu, pada momen malam pergantian tahun dimanfaatkan bagi banyak pedagang menjual berbagai macam produk di pusat keramaian atau tempat wisata. Di sinilah pentingnya pengawasan dari instansi berwenang, dalam hal ini Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) turun melakukan pengawasan di lapangan.

Bersama dengan instansi teknis di daerah atau organisasi kemasyarakatan, seperti Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan, Kepolisian hingga Satuan Karya Pramuka Pengawas Obat dan Makanan (SAKA POM) Pramuka bersama turun lapangan melakukan pemantauan dan pengawasan. Hal ini penting dilakukan, agar masyarakat yang merayakan tahun baru merasa aman mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang dijual.

Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan menjelaskan, Hari Natal dan Tahun Baru merupakan momen yang penuh suka cita. Namun pihaknya juga harus memastikan pangan yang beredar aman dan bermutu, sehingga tidak berisiko pada kesehatan.  Termasuk aman dari makanan kedaluwarsa. Dalam melakukan pengawasan makanan ini, BBPOM tidak hanya melibatkan instansi teknis, tapi anggota Pramuka.

 “Keamanan pangan merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, oleh karena itu kami melibatkan berbagai pihak terkait dalam kegiatan ini,” tambahnya.

Pengawasan dilakukan dalam lima tahap, dimulai dari 28 November 2024 hingga 1 Januari 2025, dengan target pengawasan mencakup gudang distributor, ritel seperti hypermarket, supermarket, minimarket, serta toko dan kios modern. Hingga tahap ke empat, BBPOM Mataram telah memeriksa 72 sarana, dengan hasil 64 sarana (88,89%) Memenuhi Ketentuan dan 8 sarana (11,11%) Tidak Memenuhi Ketentuan.

Sementara itu, temuan selama pengawasan mencakup 5 item pangan tanpa izin edar, 12 item pangan kedaluwarsa, dan 14 item pangan rusak dengan nilai ekonomi mencapai jutaan rupiah.  “Terhadap produk yang tidak memenuhi ketentuan, dilakukan pemusnahan oleh pemilik dengan disaksikan oleh petugas, serta diberikan sanksi administratif berupa surat peringatan,” jelas Yosef.

BBPOM Mataram juga melakukan patroli siber untuk mengawasi peredaran produk obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan di platform daring. Hingga November 2024, telah diusulkan takedown sebanyak 138 link tautan dengan nilai ekonomi sekitar Rp600 juta.

Selain itu, dalam rangka penegakan hukum, BBPOM Mataram telah menangani 8 perkara Pro Justitia sepanjang tahun 2024, dengan 6 perkara telah selesai tahap 2 (penyerahan tersangka dan barang bukti) dan 2 perkara masih berproses.

Dibandingkan dengan tahun 2023, terdapat peningkatan jumlah sarana yang diperiksa sekitar 9%, menunjukkan tingkat kepatuhan pelaku usaha yang semakin baik.  BBPOM di Mataram juga terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan konsumen melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bersama stakeholder.

Selain itu, BBPOM di Mataram memberikan pendampingan dan fasilitasi kepada pelaku usaha UMKM melalui inovasi Gemilang Pro UMKM (Gerakan Lintas Lembaga Mengawal Daya Saing Produk UMKM).

Hingga saat ini, kata Yosef, telah diterbitkan 223 Nomor Izin Edar (NIE) yang terdiri atas 77 NIE produk pangan, 144 nomor notifikasi kosmetik, dan 2 NIE obat bahan alam.

Masyarakat diimbau untuk berperan aktif melaporkan produk obat dan makanan yang tidak sesuai ketentuan kepada UPT Badan POM di Provinsi NTB.  “Kami mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen bijak dan cerdas, serta tidak mudah tergiur oleh iklan berlebihan, terutama saat berbelanja online,” ujarnya.

Untuk memudahkan masyarakat dalam memastikan keamanan produk, BBPOM Mataram juga mengajak masyarakat untuk menggunakan aplikasi BPOM Mobile yang dapat diunduh di Play Store dan App Store. Aplikasi ini sangat bermanfaat baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha untuk memeriksa legalitas produk dan melakukan pelaporan.

Dengan langkah intensif ini, BBPOM Mataram berkomitmen untuk terus menjaga keamanan pangan dan memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat. “Semoga masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat menikmati perayaan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman,” harapnya.

Jaka A P, salah satu anggota Pramuka NTB, mengaku beberapa kali ikut turun bersama  BBPOM melakukan pemeriksaan makanan, minuman dan juga alat kecantikan di lapangan. Sebagai contoh, pihaknya dilibatkan saat bulan Ramadhan, dan hari besar keagamaan lainnya.

Pihaknya mendukung langkah BBPOM di Mataram melibatkan anggota Pramuka, termasuk saat Nataru ini, karena menurutnya, banyak jenis makanan yang dijual tidak sesuai dengan standar kesehatan. Pihaknya mengharapkan pihak-pihak yang menjual makanan, minuman ataupun alat kecantikan tetap berpatokan pada standar yang sudah ditetapkan oleh BBPOM. (bul/ham)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO