KETUA Yayasan Perlindungan Konsumen (YPK) NTB, H. Moh. Saleh, SH., MH., mengimbau seluruh pihak, termasuk pemerintah, untuk meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menurutnya, pengawasan terhadap produk yang beredar di masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di kota, tetapi juga di pelosok daerah. “Yang perlu kita lakukan adalah menumbuhkan rasa kebersamaan. Pemerintah harus tetap turun tangan sebelum terjadi masalah, bukan setelah ada kejadian. Mari bersama-sama memberikan rasa aman kepada konsumen,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa konsumen secara tidak langsung meminta pemerintah memastikan keamanan produk yang beredar, terutama yang sudah berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Apalagi, banyak konsumen saat ini lebih memilih produk murah tanpa memikirkan kualitas dan keamanannya.
“Sekarang ini asal murah pasti dibeli, padahal di balik harga murah itu sering kali ada kandungan yang tidak bermutu. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegasnya.
YPK juga mendorong Dinas Perdagangan di tingkat provinsi dan kabupaten, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Kepolisian untuk rutin melakukan pengawasan. Menurutnya, pengawasan yang hanya terfokus di wilayah perkotaan tidak cukup, mengingat banyak produk tidak layak konsumsi yang justru beredar di daerah pelosok.
“Kondisi masyarakat yang daya belinya menurun saat ini menjadi celah bagi peredaran produk tidak layak konsumsi. Ini sangat berbahaya. Semua pihak harus turun memberikan rasa aman kepada masyarakat,” katanya.
Selain pengawasan, ia mengusulkan adanya edukasi kepada masyarakat melalui media seperti pamflet atau brosur yang berisi imbauan untuk teliti sebelum membeli.
“Sekarang ini hampir tidak ada pamflet seperti itu. Padahal penting untuk mengingatkan konsumen agar barang yang rusak dikembalikan dan tidak sekadar diterima begitu saja,” ujarnya.
YPK NTB, lanjut H. Moh. Saleh, tetap aktif melakukan pengawasan secara mandiri. Jika ditemukan pelanggaran, pihaknya akan melaporkan temuan tersebut kepada instansi terkait untuk ditindaklanjuti.
Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran pelaku usaha terhadap keselamatan konsumen. Menurutnya, semakin banyak pelaku usaha baru yang muncul dengan modal kecil, tetapi kurang memahami tanggung jawab mereka terhadap keamanan produk yang dijual.
“Sekarang ini, dengan modal satu juta saja sudah bisa jualan. Tapi jangan sekadar berjualan tanpa memperhatikan aspek keselamatan konsumen. Edukasi bagi pelaku usaha sangat penting,” tegasnya.
Menurutnya, kolaborasi dan komitmen bersama adalah kunci untuk menciptakan pasar yang aman dan sehat bagi masyarakat. “Semua elemen harus peduli kepada konsumen. Hanya dengan begitu, rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang beredar bisa terjaga,” pungkasnya.(bul)