spot_img
Senin, Januari 13, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIDinilai Mega Proyek Angan-angan, Global Hub Dikeluarkan dari RTRW

Dinilai Mega Proyek Angan-angan, Global Hub Dikeluarkan dari RTRW

Praya (Suara NTB) – Global Hub Kayangan, sebuah proyek ambisius yang telah lama menjadi impian masyarakat Lombok Utara dan Nusa Tenggara Barat, kini dianggap sebagai mega proyek yang sulit untuk direalisasikan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Utara, Hakamah, mengungkapkan pandangannya mengenai masa depan proyek ini. Menurut Hakamah, meskipun konsep Global Hub Kayangan diharapkan menjadi pendorong utama kemajuan ekonomi daerah, namun pada kenyataannya, untuk merealisasikan proyek ini dibutuhkan waktu yang panjang serta menghadapi berbagai tantangan besar.

“Kami sangat mendukung impian masyarakat Lombok Utara terkait Global Hub, namun kita harus lebih realistis. Proyek ini akan sangat sulit terealisasi, mengingat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan,” jelas Hakamah di Praya, Senin, 6 Januari 2024.

Hakamah menyoroti bahwa dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang telah disusun sebelumnya, konsep Global Hub Kayangan tidak dimasukkan. Hal yang sama juga berlaku dalam RTRW nasional, di mana proyek ini tidak terakomodasi dalam program strategis.

“Saat kami menyusun draft RTRW, Global Hub belum masuk dalam perencanaan. Bahkan dalam sidang pertama pada Januari ini, kami telah mengagendakan untuk membentuk pansus terkait RTRW, dan nantinya kami akan mempertimbangkan pengalihan peruntukan lahan untuk Global Hub,” ungkapnya.

Tantangan besar muncul setelah gempa 2018 yang mengguncang Lombok Utara, menyebabkan beberapa investor yang sebelumnya tertarik untuk berinvestasi di kawasan ini mulai ragu.

“Kondisi alam yang rawan bencana membuat investor ragu. Membangun gedung bertingkat 8 hingga 20 lantai di daerah ini bukanlah hal yang mudah,” tambah Hakamah.

Ia juga menegaskan bahwa mereka berencana untuk mengalihkan peruntukan lahan tersebut untuk sektor yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti pertanian dan perikanan.

“Tentu saja, kami berharap sektor pariwisata di kawasan pantai yang sudah masuk dalam RTRW dapat dikembangkan dengan baik. Lombok Utara harus menjadi destinasi wisata unggulan berbasis kelautan dan perikanan,” ujar Hakamah.

Kerjasama dengan pihak swasta, seperti dengan investor Son Diamar, hingga saat ini belum menunjukkan hasil signifikan. “Kami sudah memanggil mereka untuk menjelaskan rencana mereka. Namun setelah lima tahun, belum ada realisasi apapun. Ini berarti kami perlu mengevaluasi kembali harapan tersebut,” tegasnya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, DPRD Lombok Utara tetap berkomitmen untuk mencari solusi yang lebih realistis dan bermanfaat bagi masyarakat. Harapan utama mereka adalah agar lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan ekonomi lokal dan kemaslahatan masyarakat Lombok Utara.

“Kedepannya, kami akan lebih fokus pada sektor yang benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata,” tutupnya.

Dengan segala tantangan yang ada, masyarakat Lombok Utara tetap berharap bahwa impian mereka akan terwujud dalam bentuk yang lebih nyata dan mendukung perkembangan ekonomi daerah.

Global Hub Bandar Kayangan adalah proyek ambisius yang direncanakan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Proyek ini bertujuan mengembangkan kawasan seluas sekitar 7.000 hektare menjadi pusat pertumbuhan baru yang mencakup pelabuhan hub internasional, kompleks industri, komersial, sosial, dan perumahan. Lokasi strategisnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) Zona II menjadikan Bandar Kayangan berpotensi menjadi “Singapura Baru” di poros maritim dunia.

Meskipun telah ditetapkan sebagai proyek prioritas nasional dalam RPJMN 2020–2024, realisasi Global Hub Bandar Kayangan menghadapi berbagai tantangan. Sejak penetapannya, proyek ini belum berhasil menarik minat signifikan dari investor, dan perkembangannya tertunda selama beberapa tahun. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO