Dompu (Suara NTB) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Dompu cukup memprihatinkan. Selama Desember 2024, jumlah kasus DBD sebanyak 80 kasus dari 223 kasus selama 2024. Warga pun didorong untuk meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan melalui Gerakan 3M plus.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja Program P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Faisal, SKM saat dihubungi, Rabu, 8 Januari 2025. “Jumlah kasus DBD se Kabupaten Dompu tahun 2024 mencapai 223 kasus. Untuk Desember 2024 saja ada 80 kasus. Terbanyak di wilayah (Puskesmas) Calabai, Woja (Dompu Barat), dan Ranggo,” kata Faisal.
Sementara untuk awal 2025 ini, lanjut Faisal, sebanyak 5 kasus. Semuanya berada di wilayah Kecamatan Dompu dan tengah dirawat di fasilitas Kesehatan yang ada. “Kasus DBD yang banyak ini rata – rata ada pada wilayah terdampak banjir seperti di Kecamatan Dompu,” ungkap Faisal.
Karenanya, jajaran Dinas Kesehatan tengah intens melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dengan mendorong masyarakat melakukan Gerakan 3 M plus. Yaitu Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Memanfaatkan Kembali barang yang berpotensi jadi tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti.
Untuk daerah genangan air agar memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menaburkan bubuk abate, menanam pengusir nyamuk, dan tidak menggantung pakaian dalam kamar. “Kita juga sedang melakukan Larvasida pada sumur – sumur warga, terutama pada daerah terdampak banjir. Juga melakukan foging untuk membunuh nyamuk dewasa,” jelas Faisal.
Pelaksanaan foging yang dilakukan jajaran Dinas Kesehatan, kata Faisal, masih difokuskan pada wilayah Kecamatan Dompu khususnya daerah terdampak banjir. Terlebih beberapa hari terakhir hujan tidak turun dan berpotensi air hujan sebelumnya yang tergenang menjadi tempat berkembang biakan nyamuk.
Kendati banyak kasus DBD dan dirawat di fasilitas Kesehatan yang ada, selama 2024 hingga awal 2025 ini tidak ada korban jiwa akibat DBD. Namun warga diminta untuk tetap waspada terhadap gejala awal yang ditimbulkan akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Seperti mendadak panas tinggi 2 – 7 hari, tanpak lemas dan lesu.
Timbul bintik merah pada kulit, sering terasa nyeri di ulu hati, kadang terjadi mimisan, kadang terjadi muntah. “Jika mendapati gejala awal, segera dibawa ke fasilitas kesehatan dan dilakukan perawatan intensif. Jika terlambat ditangani, itu yang bisa menyebabkan kematian,” ingatnya. (ula)