EKONOMI Provinsi NTB pada triwulan III 2024 tetap terjaga paska hari besar keagamanan nasional dan periode libur sekolah pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB tumbuh cukup baik sebesar 6,22% (yoy) pada triwulan III 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry Arifsyah Harahap mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB tahun 2024 ditopang oleh tetap terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, serta kinerja ekspor yang tetap terjaga seiring perolehan relaksasi ekspor konsentrat hingga akhir tahun 2024.
Menurutnya, Pertumbuhan ekonomi NTB keseluruhan tahun 2024 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 dengan prakiraan berada pada range 5,8 hingga 6,6% (yoy). Hingga triwulan III-2024, perekonomian NTB tercatat tumbuh 7,23% (cumulative-to-cumulative/ctc), jauh lebih tinggi dari pada pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 1,80% (yoy). Relaksasi ekspor konsentrat tembaga dan tetap terjaganya kinerja konsumsi RT menjadi penopang pertumbuhan di tahun 2024.
“Adapun untuk keseluruhan tahun 2024 pertumbuhan positif akan berlanjut dan akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sejalan dengan kinerja ekspor yang lebih baik dan tetap terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” kata Berry Arifsyah Harahap saat memberikan pemaparan kepada media, Kamis, 9 Januari 2025.
Ia mengatakan, lebih baiknya pertumbuhan ekonomi juga turut ditopang tingkat inflasi yang terjaga. Sebab hingga Desember 2024, inflasi tahunan NTB tercatat terkendali sebesar 1,28 persen (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan positif diperkirakan akan terus berlanjut di tahun 2025 meski di bawah Nasional. Pertumbuhan positif terutama ditopang oleh akselerasi kinerja investasi dan tetap baiknya konsumsi rumah tangga. Meski demikian, kegiatan penambangan yang lebih rendah (siklus batuan) relatif menahan kenaikan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Adapun strategi utama mendorong pertumbuhan ekonomi NTB ke depan di bidang pertanian yaitu dengan mendorong penggunaan dan perluasan bibit unggul, mendorong penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan efisiensi serta penguatan kelembagaan dan SDM.
Strategi utama lainnya di bidang industri makanan dan minuman dengan mendorong kerjasama antara investor, industri, dan petani melalui skema investasi kolektif, business-matching pelaku usaha dan investor, serta pemberdayaan dan peningkatan kapasitas petani dalam membuat produk olahan pertanian.
“Strategi utama mendorong pertumbuhan ekonomi NTB ke depan juga dengan melakukan investasi sektor potensial di bidang pariwisata dan pengembangan UMKM untuk mendorong sektor riil,” ujar Berry.(ris)