BULOG kini mendapat penugasan dari pemerintah pusat untuk menyerap beras atau gabah petani sebagai salah satu upaya pemerintah menjadikan NTB lumbung pangan nasional yang nantinya bisa memperkuat ketahanan pangan nasional. Sehingga Bulog NTB ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk menyerap 551 ribu ton gabah kering guling (GKG).
Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB H. Wirajaya Kusuma mengatakan, pihaknya kemarin telah melaksanakan rapat bersama dengan Bulog NTB dalam rangka memaksimalkan penyerapan gabah petani selama 2025 ini, sehingga penyerapan bisa di mencapai 551 ribu ton.
“Bagaimana caranya agar Bulog bisa mencapai penyerapan 551 ribu ton, karena pengalaman empirik kemarin selama tiga tahun terakhir tak pernah mencapai 100 ribu ton gabah petani oleh Bulog karena banyak masalah. Salah satunya Bulog kalah bersaing dengan pengusaha luar yang datang langsung membeli, kalah saing harga,” kata Wirajaya Kusuma kepada Suara NTB, Selasa, 14 Januari 2025.
Ia mengatakan, para pengusaha yang berasal dari luar NTB banyak yang membeli gabah petani saat musim panen. Karena itulah untuk memaksimalkan pembelian di tingkat petani, Bulog diminta tak kalah cepat dengan pengusaha tersebut.
“Artinya dia juga harus memetakan kapan puncak dari panen raya itu. Nah berdasarkan informasi Dinas Pertanian, puncak panen raya itu di April. Sehingga strategi membeli gabah petani juga harus diatur dengan baik,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan pembelian gabah petani, nantinya Bulog akan membentuk Satgas jemput gabah yang melibatkan TNI, Polri dan Pemda. Terlepas dari targat jumbo dari pemerintah pusat tersebut, Bulog berencana akan membuka ruang dialog dengan pemerintah terkait penghitungan ulang target.
“Karena kalkulasi Bulog, mereka kan harus memperhitungkan kapasitas gudang Bulog yang hanya 120 ribu ton, kemudian menghitung gudang swasta dan KUD belum bisa dijamin,” katanya.
Sebelumnya dalam rapat yang dilaksanakan Senin, 13 Januari 2025, Wakil Pimpinan Wilayah (Wapimwil) Bulog NTB Musazdin Said menjelaskan bahwa pihak Bulog ditugaskan menyerap gabah dari petani sekitar 551 ribu ton gabah. Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Prabowo bahwa tidak ada lagi impor komoditas seperti beras, jagung, garam dan gula pasir di tahun 2025.
“Dengan target tersebut, pihak Bulog akan memaksimalkan penyerapan gabah dari petani sehingga kebutuhan masyarakat bisa tercukupi,” jelasnya
Adapun jumlah produksi beras petani di NTB berkisar sebesar 1,4 juta ton gabah kering giling per tahun. Bulog sendiri sebenarnya bisa memenuhi serapannya, asalkan petani atau Gapoktan tidak menjual hasil produksinya ke luar daerah NTB saat panen.(ris)