spot_img
Senin, Februari 17, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEButuh Penambahan Akomodasi di Wisata Hiu Paus Desa Labuan Jambu

Butuh Penambahan Akomodasi di Wisata Hiu Paus Desa Labuan Jambu

Mataram (Suara NTB) – Provinsi NTB memiliki pesona wisata bahari yang sangat beragam. Salah satu destinasi yang menjadi perhatian wisatawan adalah wisata Hiu Paus di Desa Labuan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Kawasan ini berada di Teluk Saleh Pulau Sumbawa.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaluddin, wisata ini sesungguhnya merupakan pariwisata yang “high class” karena wisatawan bisa bereksperimen di dalam laut bersama satwa yang langka yaitu Hiu Paus.

Namun, untuk mengembangkan potensi yang besar tersebut, diperlukan akomodasi yang memadai di Desa Labuan Jambu guna menyambut tamu-tamu yang ingin melihat Hiu Paus dari dekat. Saat ini, jumlah kamar penginapan di desa tersebut hanya mencapai 20 unit. Jumlah itu dirasa masih kurang karena jumlah wisatawan semakin banyak dari waktu ke waktu.

“Kenapa harus tempat menginap? Karena orang menuju ke destinasi wisata itu harus menginap, karena dini hari mereka sudah harus berada di lokasi. Ini harapan kami, dan ini juga menjadi keluh kesah para tour travel. Sangat disayangkan ketika membawa tamu ke sana mereka tidak menginap karena tidak cukup kamar akomodasi,” kata Jamaluddin kepada Suara NTB akhir pekan kemarin.

Disebut wisata “high class” lantaran jenis wisata menyaksikan aktivitas Hiu Paus membutuhkan dana yang cukup besar, karena membutuhkan akomodasi dan transportasi serta alat penyelaman.

Namun jika dibandingkan dengan di luar negeri, wisata Hiu Paus di Teluk Saleh termasuk yang cukup terjangkau. Sebab di Australia, biaya untuk melihat Hiu Paus bisa mencapai sekitar Rp50 juta. Namun, di Teluk Saleh, wisatawan hanya membutuhkan anggaran sekitar 1-2 juta.

“Ada ratusan orang sehari yang mengunjungi Labuan Jambu untuk wisata Hiu Paus, sehingga kita sedang berupaya menata kawasan ini agar lebih baik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Jamaluddin menyoroti keberadaan kapal Phinisi yang sering mengunjungi Teluk Saleh dari Bali, Labuan Bajo, dan Lombok. Sayangnya, keberadaan mereka kurang memberikan dampak pendapatan yang signifikan bagi masyarakat setempat karena kapal-kapal tersebut biasanya tidak menginap.

Melihat potensi besar yang dimiliki oleh wisata Hiu Paus ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah daerah, masyarakat, dan para pelaku industri pariwisata untuk mengembangkan infrastruktur dan fasilitas penunjang agar wisatawan bisa menikmati pengalaman yang lebih baik dan berdampak positif bagi perekonomian lokal.

Untuk diketahui, ikan dengan nama ilmiah Rhincodon typus ini merupakan spesies ikan dan hiu terbesar di dunia. Mengutip Live Science, mereka memiliki panjang tubuh rata-rata 5,5 sampai 10 meter dan bisa tumbuh hingga sepanjang 12 meter. Berat mereka juga bisa mencapai lebih dari 18 ton. Ukurannya yang besar membuat pergerakan ikan ini cenderung lambat.

Hiu satu ini memang berukuran sangat besar, tapi mereka terbilang jinak dan gak berbahaya. Oleh karena itu, mereka dapat julukan the gentle giant atau si raksasa yang lembut. National Geographic mengungkapkan bahwa ikan satu ini tidak menunjukkan sikap agresif saat didekati oleh para penyelam.(ris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO