PROVINSI NTB kembali menghadapi fenomena banjir tahunan yang dipicu oleh cuaca ekstrem. Meski menjadi tantangan rutin, dampaknya terhadap sektor pertanian di provinsi ini relatif terkendali. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Muhammad Taufieq Hidayat, menyampaikan sejauh ini banjir tahunan tidak memberikan dampak signifikan pada produksi pangan.
“Secara umum, sektor pertanian pangan hanya terdampak sekitar 3 hingga 4 persen akibat banjir dan kekeringan. Dari 7 hingga 10 ribu hektar lahan yang terdampak, sebagian besar masih dapat dikelola dengan adaptasi yang dilakukan oleh para petani,” jelasnya pekan kemarin.
Menurutnya, meski banjir mengakibatkan sebagian lahan gagal panen atau gagal tanam, petani di NTB tetap produktif dengan mengalihkan fokus pada komoditas lain. Hal ini menunjukkan ketahanan petani setempat dalam menghadapi perubahan iklim. Namun, fenomena banjir ini kerap membuat petani mengalami keterlambatan dalam jadwal musim tanam.
Di tengah tantangan banjir dan cuaca ekstrem, NTB tetap mencatat surplus dalam produksi pangannya. Pada tahun 2024, misalnya, meski menghadapi musim kering berkepanjangan, produksi padi di provinsi ini mencapai lebih dari 1,4 juta ton.
“Produksi tahunan kita masih tetap surplus. Makanya kita tetap meminta Bulog untuk melakukan penyerapan hasil panen lebih maksimal agar distribusi pangan tetap terjamin,” ujarnya.
Strategi mitigasi yang diterapkan oleh pemerintah daerah, seperti pengelolaan irigasi dan pendampingan teknis kepada petani, menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas sektor pertanian. NTB juga terus berupaya meningkatkan diversifikasi tanaman sebagai salah satu solusi untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
Kendati demikian, banjir tahunan tetap menjadi perhatian, terutama bagi wilayah yang rawan genangan air tinggi. Pemerintah Provinsi NTB berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur pertanian dan memberikan bantuan kepada petani terdampak. “Kami terus mendorong penggunaan teknologi pertanian yang adaptif terhadap iklim untuk memastikan keberlanjutan produksi,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, NTB optimistis dapat terus menjaga ketahanan pangan dan melindungi mata pencaharian petani meskipun cuaca ekstrem terus menjadi tantangan di masa depan.(bul)