spot_img
Senin, Februari 17, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIBI: Jaga Kenaikan Inflasi dari Dampak Program MBG

BI: Jaga Kenaikan Inflasi dari Dampak Program MBG

Mataram (Suara NTB) –

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB memproyeksikan bahwa akan terjadi inflasi sebagai dampak dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, dampak inflasi yang ditimbulkan diperkirakan akan cukup kecil dan dapat dikendalikan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, menjelaskan bahwa fluktuasi harga bahan pokok, terutama yang termasuk dalam kategori volatile food, dapat berpengaruh langsung terhadap inflasi, meskipun dampaknya tidak signifikan dalam skala besar.

“MBG memang kami hitung, dan kami perkirakan pengaruhnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 0,3 persen terhadap inflasi, khususnya yang berkaitan dengan volatile food,” ujarnya.

Meskipun dampak MBG terhadap inflasi diperkirakan tidak terlalu besar, BI NTB mengakui bahwa fluktuasi harga pangan tetap perlu dicermati dengan serius. Hal ini dikarenakan kebutuhan bahan baku untuk MBG cukup tinggi, yang dapat berpotensi mengerek harga-harga kebutuhan lainnya.

“Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mencegah terjadinya lonjakan harga yang dapat berdampak buruk bagi perekonomian serta daya beli masyarakat,” jelasnya.

Berry menambahkan bahwa meskipun pengaruh MBG terhadap inflasi tidak terlalu besar, pihaknya tetap memantau dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga kestabilan harga.

Sementara itu, terkait dengan ketahanan pangan yang merupakan salah satu prioritas pemerintah, komoditas jagung mendapatkan perhatian khusus karena menjadi bahan baku utama untuk pakan ternak. Kenaikan harga pakan ternak dapat mempengaruhi harga komoditas lainnya, seperti telur dan ayam.

“Contohnya, jika harga telur naik 15 persen, kebutuhan jagung untuk pakan ternak juga ikut naik 15 persen. Oleh karena itu, kami sangat fokus pada peningkatan produktivitas jagung, karena jagung ini sangat krusial sebagai bahan makanan ternak,” terangnya.

Pada tahun 2025, BI NTB akan terus mendukung program pemerintah yang berfokus pada ketahanan pangan. Selain jagung, BI NTB juga akan memperhatikan sektor-sektor lain seperti beras, cabai, bawang, dan komoditas pangan lainnya untuk menjaga kestabilan harga dan mendukung perekonomian daerah.

“Kami juga akan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan, termasuk dalam pengelolaan dan peningkatan produksi beras, telur, ayam, serta komoditas pangan lainnya,” pungkasnya. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO