PERUSAHAAN pembiayaan atau multifinance menikmati anomali pertumbuhan di Bali. Terutama dari sisi pembiayaan untuk kendaraan bermotor yang melonjak. Padahal, secara nasional, penjualan otomotif anjlok sekitar 13,93 persen dan pertumbuhan industri pembiayaan tidak mencapai double digit pada tahun 2024.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, pada 2024, piutang pembiayaan perusahaan multifinance hanya tumbuh 6,92% (YoY) menjadi Rp503,43 triliun.
“Penurunan penjualan kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan industri pembiayaan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman, 18 Februari 2025.
Terhambatnya pertumbuhan itu sejatinya sudah diproyeksi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Bahkan, kenaikannya sulit mencapai proyeksi APPI sebesar 7 persen hingga 8 persen.
Fenomena itu berbanding terbalik dengan kondisi di Bali. Kepala Cabang PT Mandiri Utama Finance (MUF) Yoyok Harri Purdwianto menjelaskan, kondisi Bali memang sedang anomali.
“Saat daerah lain lesu, pembiayaan kendaraan di Bali tumbuh signifikan,” kata Yoyok, Sabtu, 1 Maret 2025.
Dijelaskan, tahun 2024, pembiayaan MUF naik 25 persen dibandingkan tahun 2023. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pembiayaan untuk mobil Daihatsu yang naik 30 persen. Daihatsu masih menjadi backbone pembiayaan kendaraan MUF di Pulau Dewata. Menurut Yoyok, naiknya piutang pembiayaan MUF didukung kondisi sektor pariwisata yang terus membaik selama tiga tahun belakangan ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Bali masih menjadi daerah tujuan utama dengan total kunjungan 6,33 juta wisman. Kunjungan pada tahun 2024 itu naik 20,10 persen jika dibandingkan 2023 yang sebanyak 5,27 juta wisman. Bahkan, jumlah kunjungan wisman ke Bali selama tahun 2024 tersebut telah melampaui pencapaian tahun 2019.
Menurut Yoyok, pencapaian kinerja MUF di Bali yang tinggi berkat kolaborasi dan strategi yang tepat. Termasuk kolaborasi dengan Daihatsu, sebagai merek yang paling banyak diminati nasabah MUF. Tahun 2024, dari total 2.212 unit kendaraan, sebanyak 1.022 unit adalah pembiayaan untuk mobil Daihatsu.
Kepala Cabang Astra Credit Company (ACC) Denpasar dan Renon Bali I Gede Ari Wiadnyana menyatakan hal senada. Dikatakan, konsumen terbesar pengucuran pembiayaan adalah pelaku bisnis rental mobil. Dari total pembiayaan yang dikucurkan ACC, porsi terbesar yakni sekitar 25 hingga 26 persen untuk kendaraan Daihatsu.
Sebelumnya, OJK memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance tahun 2025 akan tumbuh berkisar 8 persen hingga 10 persen secara tahunan (year on year/YoY), walaupun penjualan mobil menurun.
Sementara itu, Kepala Cabang PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation, Denpasar – Cokro Nidzo Muddin juga optimistis tahun 2025 Daihatsu tumbuh signifikan. Ia optimistis bisa mempertahankan pencapaian tahun 2024 sebagai cabang terbaik di Indonesia. Berdasarkan data registrasi di Kepolisian (Polreg), hingga akhir Desember 2024, market share Daihatsu di Bali sebesar 19,71 persen, sedangkan secara nasional sebesar 18,9 persen.
Menurut dia, pencapaian itu berkat sejumlah strategi seperti penguatan product knowledge, competitor pricing, analisa portofolio calon konsumen yang tepat.
Kepala Wilayah Jawa Tengah, Bali, dan Nusra PT Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation Budhy Lau menjelaskan, market otomotif di Bali tumbuh 9,4 persen, ketika penjualan secara nasional anjlok. Market share Daihatsu di Bali dari bulan ke bulan terus di atas rata-rata nasional.
“Pertumbuhan market ini sebuah opportunity besar, terutama dengan proyeksi ekonomi yang positif dan stabilnya pariwisata di Bali,” kata Budhy Lau.
Ia juga optimistis Daihatsu akan terus tumbuh dengan masih besarnya potensi di luar pariwisata seperti para pelaku UMKM, peternakan, pertanian, dan sebagainya.
“Kami yakin bisa mendongkrak market share lebih tinggi dari 19,7 persen, apalagi Daihatsu pernah menembus 23 persen,” tutur Budhy Lau.(bul/*)