Mataram (Suara NTB) – Kemitraan yang dijalankan oleh Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berlanjut. Kepala Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Dwi Pratiwi bersama tim melakukan kunjungan ke BPMP Provinsi NTB, Rabu (5/3/2025). Kunjungan dilakukan dalam rangka koordinasi terkait keberlanjutan kolaborasi program strategis dan sinergi program pembangunan Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI-WBBM).
Pada kesempatan ini, Kepala BPMP Provinsi NTB, Katman menyambut dan memberikan berbagai masukan sebagai mitra kerja. Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Dwi Pratiwi menjelaskan bahwa kunjungan perdana ini merupakan langkah awal untuk menguatkan kembali kemitraan. Sebagai sesama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen, kedua lembaga harus terus menjaga sinergi demi kebermanfaatan lembaga.
“Kami bersilaturahmi ingin memantapkan program kolaborasi. BPMP Provinsi NTB sudah terlebih dahulu meraih predikat ZI-WBK. Jadi, kami perlu belajar banyak hal juga. Mohon bantuan, arahan, dan strategi perjuangan untuk melanjutkan pembangunan ZI-WBBM,” ujar Dwi Pratiwi.
Tidak hanya itu, pada kunjungan ini, Dwi Pratiwi juga menjelaskan perlunya kolaborasi program inovasi. Menurutnya, mustahil semua program Balai Bahasa Provinsi NTB akan dilakukan sendiri. Untuk itu, perlu penguatan implementasi program inovasi bersama sesuai tugas dan fungsi lembaga.
“Untuk membangun ZI-WBBM, kami memang melanjutkan program inovasi yang sudah ada. Perlu penguatan aspek kolaborasi program strategis. Tentunya pemahaman bersama antara Balai Bahasa dan BPMP Provinsi NTB dapat dilakukan,” imbuh Dwi Pratiwi.
Kepala BPMP Provinsi NTB, Katman mendukung keberlanjutan sinergi kedua lembaga. Ia menuturkan bahwa penugasan pendampingan satker yang belum mendapatkan ZI-WBK perlu dilanjutkan karena membangun ZI-WBK adalah kerja tim.
“Menurut saya, syarat untuk meraih predikat ZI-WBBM cukup ketat. Kami juga belum berhasil meraih ZI-WBBM tahun 2024. Ada beberapa komponen penilaian ZI-WBBM yang berbeda dari tahun sebelumnya. Misalnya, pemetaan pemangku kepentingan yang pada tahun 2023 belum ada dan di tahun 2024 menjadi salah satu syarat penilaian,” papar Katman.
Ia melanjutkan bahwa kolaborasi program strategis kemitraan memang harus dilakukan. BPMP Provinsi NTB mempunyai program inovasi yang sejalan dengan tugas dan fungsi pembinaan literasi Balai Bahasa Provinsi NTB. Program Desa Bayan Bercahaya di Kabupaten Lombok Utara dan Gerakan Literasi Desa Beleka di Kabupaten Lombok Barat bisa menjadi program yang bisa disinergikan kedua lembaga.
Senada dengan pernyataan Katman, Dwi Pratiwi juga mengemukakan gagasan program Gerakan Trigatra Bangun Bahasa di lingkungan sekolah. Hal tersebut masuk ke dalam ranah tugas dan fungsi BPMP Provinsi NTB. Pertemuan ini menjadi momentum untuk menggali ide-ide substansi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kedua lembaga sepakat untuk melanjutkan sinergi program yang telah terjalin pada periode sebelumnya. (ron)