Mataram (Suara NTB) – SLBN 2 Mataram melaksanakan kegiatan keagamaan selama Ramadan. Kegiatan keagamaan dilaksanakan pada awal jam pelajaran. Berbagai kegiatan keagamaan direncanakan untuk membina karakter atau akhlak siswa.
Kepala SLBN 2 Mataram, Winarna pada Kamis (6/3/2025) mengatakan, kegiatan keagamaan dilaksanakan pada pukul 08.00 Wita sampai dengan 09.00 Wita. Kegiatan keagamaan itu di antaranya salat duha bersama, pendalaman tauhid, doa-doa, praktik wudu dan salat, ceramah keagamaan, dan selawat.
“Tujuannya agar dalam diri siswa tertanam karakter, dan membiasakan diri untuk bersyukur dan meningkatkan amaliah Ramadan. Di samping itu untuk membina karakter atau akhlak para siswa,” ujar Winarna.
Pada tengah Ramadhan nanti, pihaknya juga akan menggalakkan tadarus siswa dan guru. Termasuk juga menghimpun sedekah dan zakat agar siswa mengetahui kewajibannya sebagai umat Islam. “Di minggu akhir akan diadakan Spiritual Camp Ramadan tetmasuk pesantren Ramadhan,” beber Winarna.
Sementara itu, setelah waktu istirahat, siswa mengikuti pelajaran seperti biasa hingga pukul 12.00 Wita dan ditutup shalat zuhur berjemaah.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, S.Pd., M.Pd., pada Rabu (5/3/2025) mengatakan, pihaknya telah mengadakan rapat untuk kegiatan di satuan pendidikan terkait belajar dari rumah sebelum, selama, dan sesudah Ramadan sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) Tiga Menteri. SLB memberikan tugas berupa jurnal berupa kegiatan yang diisi oleh siswa dengan bimbingan dan tanda tangan orang tua.
“Yang jelas selama bulan Ramadan ketika siswa kembali ke sekolah pada tanggal 6 Maret memang kegiatan keagamaan lebih ditingkatkan. Seperti Imtaq, salat duha, dan salat zuhur berjemaah tetap dilakukan. Kegiatan spiritual camp juga kembali digiatkan di masing-masing satuan pendidikan,” jelas Eva.
Melalui kegiatan keagamaan itu, Eva berharap dapat memperkuat nilai karakter siswa dan semakin memperkuat ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Juga memupuk semangat kebersamaan dan toleransi di antara siswa,” harap Eva. (ron)