Mataram (Suara NTB)-Tim BBPOM di Mataram dengan Mobil Laboratorium Keliling melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) takjil yang dijajakan di Jalan Airlangga dan Majapahit, Kota Mataram.
Sebanyak 50 sampel makanan takjil seperti aneka lauk pauk, aneka kue dan gorengan, bakso, cilok, kerupuk, sambal pelecing, es warna merah, saos, dan lainnya telah dilakukan uji cepat (rapid test), dan hasilnya 49 sampel bebas dari bahan berbahaya dan 1 sampel kerupuk terigu yang disampling di Jl. Airlangga yang positif Boraks.
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irawan saat turun melakukan pengawasan, Rabu sore, 5 Maret 2025 menyampaikan, sebelumnya, tim BBPOM di Mataram telah melakukan hal yang sama terhadap 75 sampel makanan, seperti tahu, cendol, cumi, ikan asin, mie basah, terasi, kerupuk, kolang kaling, bakso, ikan segar, udang, ayam, cilok, dan lainnya di Pasar Mandalika, Pasar Jelojok dan Pasar Renteng. Hasilnya 69 sampel bebas dari bahan berbahaya dan masih ada 6 sampel yang positif Boraks, yaitu 3 sampel kerupuk terigu dan 3 sampel mie basah.
Yosef menyampaikan, sampai dengan 5 Maret 2025 telah dilakukan uji cepat terhadap 125 sampel makanan, dengan hasil 118 sampel (94,4%) bebas dari bahan berbahaya dan 7 sampel (5,6%) positif Boraks
“Berdasarkan penelusuran untuk kerupuk terigu yang positif Boraks diakui pedagang ada yang berasal dari Jawa namun ada juga produksi lokal. Namun sebagian kerupuk lokal yang kita uji sudah bebas Boraks, artinya pelaku usaha sudah mulai memiliki kesadaran untuk berubah. Nanti kita dorong untuk dapat mengurus izin PIRT di Dinas Kesehatan, agar masyarakat jadi lebih mudah memilih jika ingin membeli kerupuk terigu, pilih yang sudah punya Nomor PIRT,” ujarnya.
Untuk diketahui, Boraks (sodium tetraborate) adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam industri sebagai bahan pembersih, antiseptik, pengawet kayu, dan komponen dalam deterjen. Dalam dunia makanan, boraks sebenarnya dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan karena dapat membahayakan kesehatan. Namun, beberapa oknum tetap menggunakannya secara ilegal sebagai pengawet makanan atau untuk meningkatkan kekenyalan dan tekstur makanan tertentu.
Jika boraks dikonsumsi secara terus-menerus, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain Gangguan Pencernaan. Gangguan Sistem Saraf. Kerusakan Ginjal dan Hati. Gangguan Reproduksi. Kanker.
Cara Menghindari Boraks dalam Makanan, pilih makanan dari penjual atau produsen yang terpercaya. Hindari makanan dengan tekstur terlalu kenyal atau tidak mudah hancur (misalnya bakso yang terlalu elastis atau tahu yang sangat keras). Cermati warna makanan, karena boraks dapat membuat makanan tampak lebih cerah dan menarik.
Gunakan test kit boraks atau lakukan uji sederhana, seperti merendam makanan dalam larutan kunyit—jika berubah menjadi merah kecoklatan, bisa jadi mengandung boraks.
Kegiatan Intensifikasi Keamanan Pangan Ramadhan 1446 H akan terus berlanjut sampai dengan Idul Fitri 1445 H. Pertanyaan atau pengaduan seputar Obat dan Makanan disarankan menghubungi Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarkat BBPOM di Mataram pada nomor 087871500533 atau datang langsung ke kantor BBPOM di Mataram, Jl. Catur Warga – Mataram.(bul)