spot_img
Kamis, April 24, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEKisah Selamet, 25 Tahun Hidup sebagai Juru Parkir

Kisah Selamet, 25 Tahun Hidup sebagai Juru Parkir

Seorang lansia di Mataram menghabiskan puluhan tahun menjadi juru parkir. Lahan parkir di Jalan Pejanggik, Cakranegara Barat, Kota Mataram, jadi saksi bisu perjuangannya mencari nafkah selama 25 tahun.

NAMANYA Selamet, usianya sudah 74 tahun. Tetapi kegigihan dan semangatnya tidak surut sama sekali untuk mengais rezeki, dengan bekerja sebagai seorang juru parkir di tengah terik matahari yang panasnya seakan membakar kulit.

Ia pernah ditabrak mobil saat menjalankan tugasnya sebagai juru parkir. Tragedi tersebut membuat kaki sebelah kanannya menjadi pincang. Namun demikian, meski langkahnya tertatih-tatih, Ia tidak menyerah untuk tetap bekerja. “Susah cari kerja, apalagi umur saya yang sudah tua,” ucapnya.

25 tahun, waktu yang ia habiskan untuk mengabdikan diri menjadi juru parkir. “25 tahun saya di sini, dari gigi saya yang masih lengkap, sampai sekarang tinggal satu,” tuturnya sambil tertawa, kepada Suara NTB, pada Minggu, 16 Maret 2025.

Selamet punya enam anak. Semuanya sudah berkeluarga. Di rumah, hanya tinggal ia dan istrinya yang memiliki masalah dengan penglihatannya. Dari penghasilannya sebagai juru parkir ia dan istrinya bertahan hidup.

“Sehari bisa sampai Rp 100 ribu kalau sedang ramai, itu pun nanti dipotong lagi Rp 25 ribu. Tapi alhamdulillah, masih bisa untuk makan, untuk beli beras,” sebutnya.

Dengan usianya yang sudah renta, seharusnya Selamet berada di rumahnya. Beristirahat, menikmati masa-masa tuanya tanpa beban. Namun Ia mengakui, tidak mau merepotkan anak-anaknya.

“Saya tidak mau merepotkan anak, mereka kan juga punya tanggungan sendiri. Tidak mau minta-minta sama orang. Masih Allah kasih kesehatan untuk kerja. Ini saya Alhamdulillah puasa saya belum ada yang bolong,” jelasnya.

Pria lansia yang mengatur dan menjaga kendaraan terparkir di jalan tersebut, tinggal di kawasan sekitar Cakranegara, Kota Mataram. Setiap hari, mulai dari pukul 08.00 WITA, ia akan berangkat dari rumahnya dengan sepeda yang ia miliki, dan akan pulang pada pukul 18.00 WITA.

Ia mengaku bahwa di awal-awal menjadi juru parkir, area kekuasaan yang menjadi tanggung jawabnya cukup luas. Namun, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia yang menjadikannya tidak cukup tanggap dalam mengatur kendaraan, serta mulai hadir juru parkir yang lebih muda, membuat area kekuasaan Selamet semakin terkikis.

Meskipun demikian, Selamat tetap merasa bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya. “Rezeki sudah Allah yang atur, jadi tidak usah khawatir,” tandasnya. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO