spot_img
Kamis, April 17, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWADua Hektare Lahan Padi di Kalabeso Belum Dinyatakan Gagal Panen

Dua Hektare Lahan Padi di Kalabeso Belum Dinyatakan Gagal Panen

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, memastikan lahan padi yang terjang banjir di Desa Kalabeso, Kecamatan Buer belum dinyatakan gagal panen (puso) bahkan kondisinya sudah berangsur pulih.

“Memang padi itu sempat terendam banjir, tetapi tidak berlangsung lama sehingga diyakini tidak sampai menimbulkan gagal panen dan kondisinya saat ini berangsur pulih,” kata Kadistan melalui Kabid perlindungan tanaman dan pengembangan usaha, Toni Hamdani kepada Suara NTB, Rabu, 19 Maret 2025.

Dikatakan Toni, berdasarkan laporan yang diterima luas lahan padi yang terdampak banjir mencapai 3 hektare. Luas lahan itupun hanya berada di satu kelompok tani (poktan) karena berdekatan dengan sungai tanpa ada pengaman.

“Jadi, posisi sungai tersebut tepat berada di pinggir lahan padi masyarakat sehingga ketika terjadi luapan air sungai pasti akan langsung menghantam lahan pertanian,” ucapnya.

Toni pun menyebutkan, hingga saat ini jumlah lahan padi yang masuk dalam kategori gagal panen (puso) mencapai 4,5 hektare di Kecamatan Unter Iwes setelah diterjang banjir bandang di awal tahun 2025.

“Total luas lahan yang terdampak banjir di sejumlah kecamatan sebanyak 70,5 hektare, hanya saja yang masuk dalam kategori puso (gagal panen) hanya 4,5 hektare,” ujarnya.

Toni merincikan, di kecamatan Moyo Hilir ada sekitar 2 hektare, di kecamatan Utan 2 hektare, kecamatan Unter Iwes 4,5 hektare, dan kecamatan Empang 15 hektare. Sementara untuk tanaman jagung ada sekitar 47 hektare yang terdampak banjir yang terjadi belum lama ini.

“Hanya 4,5 hektare saja yang puso, kalau untuk lahan terdampak lainnya saat ini masih dilakukan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan kondisi saat ini,” sebutnya.

Pemerintah juga akan terus mendorong agar petani bisa mengikuti program Asuransi Usaha Pertanian (AUTP) yang masih minim peminat hingga saat ini. Hal itu dilakukan agar petani bisa mendapatkan bantuan sebesar Rp6 juta per hektare nya jika terjadi gagal pangan

“Masih minim petani yang mengikuti program AUTP padahal manfaatnya sangat besar. Kami akan terus berupaya agar petani bisa mendaftar sebagai peserta AUTP,” tukasnya. (ils)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO