Praya (Suara NTB) – Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan dan angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dalam sepekan terakhir membuat banyak tanaman padi petani di daerah ini, rebah. Namun kondisi tersebut diyakini tidak akan mengganggu target produksi gabah pada musim tanam pertama tahun ini.
Demikian ditegaskan Kepala Dinas Pertanian Loteng M. Kamrin, saat dikonfirmasi Suara NTB, di Praya, Senin, 24 Maret 2025.
“Dampaknya ke petani jelas ada. Tetapi secara umum tidak sampai mengganggu target produksi gabah untuk Loteng pada musim tanam pertama ini. Pasalnya, tanaman padi yang rebah tersebut rata-rata sudah dalam kondisi siap panen. Sehingga banyak petani yang memilih untuk memanen padi yang rebah tersebut lebih awal,’’ ujarnya.
Artinya, secara kuantitas produksi gabah tidak terlalu berpengaruh secara signifikan. Hanya mungkin ada dampak dari sisi kualitas beras yang dihasilkan nantinya. Tetapi karena luas lahan terdampak juga tidak terlalu luas, sehingga dampaknya juga tidak terlalu signifikan.
Diakuinya, tanaman padi yang rebah hampir merata terjadi di semua wilayah. Namun kalau ditotal luasnya yang terdampak tidak begitu besar. Hanya spot-spot saja dan, tidak sampai merusak tanaman padi petani yang berimbas pada gagal panen.
Dalam hal ini pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak. Karena memang itu lebih disebabkan faktor alam. Terlebih, perubahan cuaca juga berlangsung sangat cepat, sehingga petani sulit melakukan upaya antisipasi.
Tapi petani sebenarnya masih bisa melakukan upaya penanganan dengan menegakkan kembali tanaman padi yang rebah tersebut. Namun terkadang di lapangan, petani juga dihadapkan dengan minimnya ketersedian tenaga kerja, sehingga banyak tanaman padi yang tidak bisa tertangani.
Disinggung luas tanam pada musim pertama tahun ini, Kamrin mengatakan di atas 52 ribu hektare dengan 20 ribu hektare di antaranya lahan tadah hujan dan, dengan target produksi rata-rata 5,7 ton perhektar, maka pada musim tanam pertama tahun ini produksi gabah di Loteng bisa mencapai angka hingga 300 ribu ton. Dari target 500 ribu ton lebih untuk musim tanam rahun ini. (kir)