Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, terus berupaya merealisasikan rencana pembangunan pelabuhan Teluk Santong di Kecamatan Plampang usai dilakukan peletakan batu pertama di tahun 2023 lalu.
“Saat ini kita sedang fokus untuk menyelesaikan sertifikasi lahan bersama BPN dan di tahun 2025 kita akan fokuskan untuk proses penataan batas untuk memudahkan investasi masuk disana,” kata Asisten II Setda Sumbawa, Lalu Suharmaji Kertawijaya, kepada Suara NTB, Senin, 24 Maret 2025.
Diakuinya, memang di tahun 2023 lalu sudah dilakukan peletakan batu pertama dengan tujuan agar pelabuhan tersebut masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu juga dilakukan agar pelabuhan tersebut masuk dalam rencana induk pelabuhan nasional.
“Meskipun nanti pelabuhan tersebut hanya sebagai pelabuhan pengumpul tetapi kami tidak masalah karena harus sesuai dengan tingkatannya,” ujarnya.
Suharmaji pun meyakinkan, untuk persoalan lahan di lokasi pembangunan pelabuhan tersebut sudah tidak ada masalah lagi. Karena pemerintah sudah melakukan tukar guling di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas aset tanah seluas 300 hektare.
“Surat menteri LHK sudah terbit tahun 2023, sehingga tidak ada lagi persoalan lahan terkait rencana pembangunan pelabuhan tersebut,” ucapnya.
Dia melanjutkan, tugas pemerintah saat ini yakni mempercepat proses sertifikasi terhadap lahan tersebut sebagai dokumen sah untik dilakukan pembangunan. Kalaupun ada masyarakat yang menggarap lahan tersebut saat ini, tetapi pemerintah meyakini tidak akan menimbulkan kendala.
“Memang ada masyarakat yang saat ini menggarap lahan tersebut, tetapi tanah yang digarap tersebut bukan hak milik, karena tidak mungkin kawasan bisa disertifikatkan,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Bappeda Sumbawa, E. S Adi Nusantara mengatakan, pelabuhan Teluk Santong ini merupakan akses utama hasil perkebunan di Pulau Sumbawa. Bahkan ada potensi 1,7 juta ton jagung bisa digeser ke daerah yang membutuhkan melalui pelabuhan tersebut.
“Keberadaan pelabuhan Teluk Santong ini kami anggap sangat vital dan penting bagi pertumbuhan ekonomi Sumbawa, belum lagi ketika blok Dodo Rinti beroperasi maka keberadaan pelabuhan ini sangat penting,” ucapnya.
Ia pun menyebutkan, 1,7 juta ton jagung tersebut berasal dari Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, dan Sumbawa. Bahkan Kabupaten Sumbawa sendiri sudah mampu menghasilkan sekitar 700.000 ton jagung sementara jika diakumulasikan secara keseluruhan bisa mencapai 1,7 juta ton.
“Kami berharap dukungan semua pihak untuk mendorong agar pelabuhan ini segera terwujud karena tidak hanya jagung, pengiriman bawang merah juga bisa dilakukan dari pelabuhan itu,” tukasnya. (ils)