spot_img
Sabtu, April 26, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIPeluang Tenaga Kesehatan Bekerja di Luar Negeri Terbuka Lebar

Peluang Tenaga Kesehatan Bekerja di Luar Negeri Terbuka Lebar

Mataram (Suara NTB) – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, MH, menyampaikan bahwa peluang tenaga kesehatan Indonesia untuk bekerja di luar negeri semakin terbuka lebar. Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mataram pada Rabu, 26 Maret 2025.

Kuliah umum tersebut bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai peluang dan tantangan tenaga kesehatan di pasar kerja internasional. Wamen P2MI didampingi oleh Abri Danar Prabawa dari Direktorat Pembinaan Kelembagaan Vokasi Kementerian P2MI, Diyah Rejekiningrum dari Direktorat Penempatan Pemerintah Kementerian P2MI, serta Kepala BP3MI NTB, Noerman Adhiguna, beserta jajaran. Acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa dan civitas akademika Poltekkes Mataram.

Dalam paparannya, Christina mengungkapkan bahwa tren tenaga kesehatan Indonesia yang bekerja di luar negeri terus meningkat. “Kami melihat tren ini terus naik. Tahun lalu saja, lebih dari 234 tenaga kesehatan telah berangkat ke luar negeri. Antusiasme mahasiswa juga tinggi, dan mereka ingin mengetahui lebih lanjut mengenai peluang ini,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa peluang kerja tidak hanya tersedia di Jepang, tetapi juga di Jerman, Amerika Serikat, dan berbagai negara lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mempersiapkan diri sejak dini, terutama dalam penguasaan bahasa asing.

“Poltekkes Mataram sudah memiliki kelas Bahasa Jepang, dan itu langkah yang baik. Namun, kami juga mendorong pembelajaran Bahasa Jerman dan bahasa lainnya untuk memperluas peluang kerja,” jelasnya.

Selain kemampuan bahasa, Christina juga menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum dengan standar kompetensi di negara tujuan.

“Setiap negara memiliki spesifikasi dan standar yang berbeda. Kampus harus menyesuaikan kurikulum agar lulusan dapat bersaing di pasar kerja internasional,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Christina mengingatkan mahasiswa untuk berhati-hati terhadap informasi rekrutmen tenaga kerja yang beredar di media sosial.

“Banyak iklan rekrutmen yang menawarkan syarat mudah, pendidikan tidak penting, dan gaji besar. Ini harus diwaspadai karena bisa jadi modus penipuan. Pastikan semua informasi diverifikasi melalui BP3MI atau platform resmi seperti SISCO P2MI,” tegasnya. Terkait biaya keberangkatan, Christina menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai skema pendanaan yang lebih aman dan terstruktur.

“Melalui skema Government to Government (G to G), biaya keberangkatan lebih jelas dan ada dukungan, seperti kursus bahasa gratis atau dengan biaya lebih ringan,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga sedang menyiapkan skema pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi calon pekerja migran dengan total anggaran Rp200 miliar.

“Kami masih menunggu regulasi dari Menko Perekonomian. Namun, bunga KUR ini akan ditetapkan sebesar 6% tanpa tambahan biaya lainnya, sehingga lebih terjangkau bagi calon pekerja migran,” paparnya.

Christina menegaskan bahwa penempatan tenaga kerja di luar negeri merupakan salah satu solusi bagi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup.

“Tidak ada yang salah dengan bekerja di luar negeri, asalkan dilakukan secara legal dan sesuai prosedur agar tenaga kerja kita terlindungi. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan,” pungkasnya.

Melalui kuliah umum ini, diharapkan mahasiswa Poltekkes Mataram semakin memahami peluang dan tantangan bekerja di luar negeri serta dapat mempersiapkan diri agar sukses di pasar kerja internasional. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO