Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H.Lalu Hamzi Fikri mengatakan ketersediaan tenaga kesehatan di NTB masih minim. Rasio antara nakes dengan masyarakat cukup tinggi, khususnya di RS yang ada di Kota Bima.
Fikri menjelaskan, kekurangan tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) di NTB menjadi atensi serius. Pasalnya, akibat kekurangan dokter ini, pelayanan terhadap masyarakat menjadi tidak maksimal.
“Ini menjadi atensi bersama dan harus menjadi evaluasi serius dalam mengurangi gap antara rasio kebutuhan dan jumlah penduduk,” ujarnya.
Berdasarkan standar, rasio ideal kebutuhan dokter obgyn adalah 0,02 per 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk sekitar 164.000 jiwa, Kota Bima idealnya membutuhkan 3–4 dokter obgyn. Sementara itu, Kabupaten Bima yang memiliki sekitar 540.000 jiwa memerlukan sedikitnya 9–10 dokter obgyn. Namun, kenyataannya jumlah dokter yang tersedia masih jauh dari ideal.
Di tengah kondisi belum ideal ini, perhatian khusus perlu diberikan pada pengaturan tenaga medis di rumah sakit, terutama saat libur panjang. Ketersediaan dokter yang optimal, menurut Fikri menjadi kunci untuk menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat.
“Setiap kejadian tentu menjadi pembelajaran terbaik untuk perbaikan dan peningkatan layanan. Upaya ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, sesuai prinsip continuum of care,” katanya.
Untuk meminimalisir terjadinya kejadian tidak terduga, Pemprov NTB, kata Fikri sudah melakukan kesiapsiagaan di beberapa fasilitas kesehatan. Kendati sudah melakukan langkah tersebut, lagi-lagi gap antara jumlah nakes dan masyarakat tidak seimbang sehingga pelayanan tidak bisa dirasakan secara maksimal oleh masyarakat. (era)