spot_img
Senin, April 21, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMUMKM Mataram Belum Ekspor, tapi Bergerak ke Luar Daerah

UMKM Mataram Belum Ekspor, tapi Bergerak ke Luar Daerah

Mataram (Suara NTB) – Meski belum tercatat resmi sebagai produk ekspor, namun produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Mataram sudah mulai mengalir ke luar daerah.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi (Disprinkop) dan UMKM Kota Mataram, H. Muhammad Ramadhani, menyampaikan jika hingga saat ini belum ada produk UMKM di Kota Mataram yang terdata secara resmi sebagai produk ekspor ke luar negeri. Namun, ada sejumlah produk UMKM yang dilakukan pengiriman ke luar daerah wilayah Indonesia.

H. Muhammad Ramadhani. (Suara NTB/cem)

“Secara resmi memang belum ada UMKM Mataram yang terdata mengekspor produk secara langsung ke luar negeri,” sebutnya saat dihubungi Suara NTB pada Jumat, 11 April 2025.

Namun ia menginformasikan, meskipun belum ada produk yang di ekspor secara langsung oleh pelaku UMKM di Kota Mataram, tetapi untuk pengiriman produk ke luar daerah tetap terjadi, dan terbilang lumayan tinggi. Hal ini berdasarkan pengakuan sejumlah pelaku UMKM kepada dirinya.

Sejumlah produk UMKM ini umumnya terkait dengan kerajinan mutiara dan kerajinan tangan seperti cukli, ketak, lampu hias dari daun kelapa dan lain sebagainya.

“Biasanya produk dari sini dibeli oleh pihak dari luar kota. Kemudian akan dikemas ulang dan difinishing di daerah lain seperti Bali atau Jawa, sebelum akhirnya diekspor. Hal ini menyebabkan produk-produk tersebut tidak tercatat sebagai ekspor resmi dari Kota Mataram,” jelasnya

Menurutnya, hal ini berarti tetap ada pergerakan barang atau produk keluar daerah, walaupun datanya tidak tercatat secara resmi.

Lebih lanjut, Ramdhani menanggapi dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh  Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pihaknya menilai bahwa dampaknya terhadap UMKM di Mataram saat ini masih sangat kecil.

Pasalnya, produk-produk yang dikenai tarif adalah seperti karet, tekstil, alas kaki, dan elektronik belum diproduksi di wilayah tersebut.

“Setahu kami, produk terdampak kebijakan tarif tersebut adalah produk ekspor berbasis olahan industri, yang belum menjadi sektor produksi UMKM di Mataram. Tapi suka tidak suka, cepat atau lambat pasti akan ada pengaruhnya karena semua saling terkait,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun pengaruhnya kecil, kebijakan global seperti itu tetap perlu diwaspadai. “Suka tidak suka, cepat atau lambat,  pasti akan ada. Karena semua saling terkait, tinggal soal besar kecil atau signifikan atau tidak pengaruhnya. kalau kecil sekali bisa dianggap nol atau bisa diabaikan pengaruhnya,” tambahnya.

Dengan demikian, meskipun kontribusi ekspor UMKM Mataram secara langsung masih nihil, geliat pengiriman produk keluar daerah menunjukkan potensi yang patut dikembangkan ke depannya.

Sehingga, jika ke depannya, sektor industri di Mataram terus berkembang, hal ini bisa jadi pertimbangan penting. “Semisal akan ada dampak meskipun kecil, akan memastikan bahan baku produksinya tersedia murah dan membantu alternatif pemasaran para pelaku UMKM,” tambahnya. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO