Mataram (Suara NTB) – Wali Kota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana melobi Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, untuk pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Talo, di Kecamatan Ampenan. Pasalnya, anggaran tempat pengolahan sampah belum ada kepastian. “Saya sudah lobi ke DPR RI dan Kementerian PU supaya tahun ini bisa terealisasi,” terangnya dikonfirmasi pekan kemarin.
Dokumen perencanaan TPST Kebon Talo telah dipersiapkan cukup matang. Diantaranya sebut Mohan, dokumen perencanaan, lahan serta infrastruktur lainnya. Dikatakan, proses pembangunan sebenarnya hampir dipastikan terlaksana, tetapi Kementerian PU memberikan tanda Bintang. Artinya, anggaran senilai Rp99 miliar berpeluang bisa direalisasikan. “Kami tetap optimis pemerintah segera merealisasikan melihat kebutuhan kita selama ini,” jelasnya.
Isu persampahan lanjutnya, menjadi prioritas pemerintah pusat disamping isu lainnya. Oleh karena itu, terbangunnya TPST Kebon Talo dapat mengurai permasalahan sampah di Kota Mataram. Sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Akhir Regional Kebon Kongo, di Kabupaten Lombok Barat hanya residunya saja.
Sementara, sampah organik dan non organik dikelola dengan teknologi modern dapat bernilai ekonomis. “Nanti yang dibuang hanya residunya saja,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Mataram menambahkan, lahan di TPA Regional Kebon Kongo juga terbatas, sehingga TPST Kebon Talo dinilai sangat membantu mengurai pembuangan sampah.
Pengolahan sampah di Kota Mataram diharapkan seperti di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Selain itu, pengolahan sampah dapat bernilai ekonomi seperti di TPST Sandubaya telah menghasilkan maggot dan batako berbahan plastik. “Bahkan kita kekurangan sampah organik untuk maggot,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah pusat membantu pembangunan TPST Kebon Talo,untuk mencover wilayah timur dan barat, sehingga optimis bisa mengurangi sampah dalam jumlah signifikan. (cem)
