spot_img
Kamis, April 24, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIKebutuhan Operator Alat Berat Tinggi, SDM Terampil Masih Minim

Kebutuhan Operator Alat Berat Tinggi, SDM Terampil Masih Minim

Mataram (Suara NTB) – Permintaan tenaga kerja operator alat berat terus meningkat, baik di dalam negeri maupun untuk penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri. Namun, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terampil di bidang ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, saat meresmikan kelas baru Program Studi Mekanik Alat Berat UT School di SMK Negeri 6 Mataram, Selasa, 15 April 2025.

Menurut Aryadi, kebutuhan operator alat berat di dalam negeri meningkat tajam, terutama di sektor pertambangan dan infrastruktur seperti di Kalimantan dan Sumatera. Di luar negeri, permintaan datang dari sejumlah negara, di antaranya Jepang, Korea Selatan, negara-negara Eropa, dan Timur Tengah.

“Hanya untuk wilayah Timur Tengah saja, saat ini terdapat sekitar 50 permintaan kerja (job order) untuk operator alat berat. Jumlah itu belum termasuk permintaan dari Jepang, Korea Selatan, dan Eropa. Sayangnya, SDM kita belum mampu memenuhi permintaan tersebut karena masih minimnya keterampilan khusus di bidang ini,” ujarnya.

Aryadi menambahkan, terbatasnya lembaga pendidikan dan pelatihan dengan fasilitas praktik memadai menjadi kendala utama. Harga alat berat untuk pelatihan yang mencapai lebih dari Rp1,5 miliar per unit membuat banyak SMK dan lembaga pelatihan kesulitan menyediakan fasilitas tersebut.

“Di Pulau Sumbawa sudah ada dua SMK dan satu lembaga pelatihan yang fokus pada bidang alat berat. Salah satunya bahkan membuka program diploma. Tapi jumlahnya masih sangat terbatas. Kita harap Pulau Lombok juga bisa mengembangkan program serupa,” jelasnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, Disnakertrans NTB mendorong kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan besar seperti Astra dan lembaga pelatihan seperti Insan Traktor, guna mencetak tenaga kerja yang kompeten.

Aryadi juga menyoroti potensi penghasilan yang menjanjikan bagi operator alat berat di luar negeri. Ia mencontohkan seorang PMI di Jepang yang memperoleh gaji hingga Rp125 juta per bulan dan telah berhasil membangun usaha di Bali setelah 10 tahun bekerja.

Kelangkaan tenaga operator alat berat, lanjut Aryadi, terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi tantangan dalam menyiapkan SDM menghadapi era industrialisasi.

“Visi Gubernur NTB adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten, terampil, dan tangkas. Pelatihan operator alat berat merupakan bagian penting dari program NTB Kompeten dan Skill Center. Harapannya, tenaga kerja NTB mampu mengisi sektor formal, baik di dalam maupun luar negeri,” tegasnya.

Disnakertrans NTB berharap kolaborasi multipihak dan dukungan dari pemerintah pusat dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga operator alat berat, sehingga peluang kerja yang tersedia tidak terlewatkan. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO