Mataram (SuaraNTB) – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajak seluruh umat Hindu untuk menjaga kekerabatan satu sama lain, melalui program kemasyarakatan.
Program tersebut nantinya akan direalisasikan dan ditingkatkan hingga ke setiap pelosok desa di NTB, seperti simakrama, gotong royong sesuai nilai Tri Hita Karana. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PHDI NTB Wayan Karioka saat ditemui di Mataram, Jumat (18/4), pada acara Dharma Santi serangkaian Hari Raya Nyepi Tahun 2025. Hadir pada acara Dharma Santi itu, Gubernur NTB, Dr.H.Lalu Muhamad Iqbal, Sekda NTB, Drs.H.Lalu Gita Ariadi dan undangan lainnya.
Pihaknya menilai kegiatan kemasyarakatan yang berlangsung selama ini masih kurang. Sehingga perlu adanya fasilitasi sehingga umat Hindu di NTB tetap solid dan jauh dari perpecahan.
“Rasanya kegiatan kemasyarakatan masih kurang ini tentu jadi tanggung jawab PHDI untuk merealisasikan itu. PHDI sudah menyiapkan untuk membantu kegiatan kemasyarakatan itu,” ucapnya.
PHDI bergerak melalui peningkatan kegiatan kemasyarakatan dengan mengunjungi tiap daerah dan mengelola potensi budaya keagamaan masing-masing kearah pembangunan yang bernilai.
Seraya dengan hal tersebut, PHDI juga menyambut baik pelaksanaan Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu (24/04 mendatang. Pelaksanaan ini menjadi momentum memperdalam makna kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan), baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Ia juga ingin mengajak umat Hindu di NTB menjadikan Hari Raya Galungan yang jatuh setiap 210 hari ini untuk mempererat rasa persaudaraan dan menghindari segala bentuk perpecahan, baik di internal umat maupun antarumat beragama.
Melihat euforia Hari Raya Galungan terlihat berkurang, Ketua PHDI NTB mengajak peran keluarga juga ikut diperkuat. Sehingga jalur komunikasi, dan rutinitas keagamaan tetap terjalin dengan baik.
Menjaga harmonisasi antar umat beragama
Kemajemukan di Provinsi NTB menghantarkan pada tanggung jawab bersama untuk menjada keseimbangan tersebut. Keberadaan Umat Hindu yang hidup berdampingan dengan umat Islam, Kristen, dan lainnya dalam atmosfer sosial yang dinamis.
Melalui upacara keagamaan dari beragam agama di NTB, menjadi jembatan menyatukan banyak pihak untuk pembangunan di NTB, yang makmur mendunia. Hal itu juga turut disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Nusa Tenggara Barat Buya Muhammad Subki Sasaki.
Menurutnya sikap-sikap kebudayaan, keharmonian bermuara pada tidak adanya perpecahan di internal. “Perbedaan tidak lagi menghantarkan jia pada perpecahan, dan justru menghantarkan kita pada kedewasaan,”katanya saat ditemui di Mataram, Jumat (18/4), di sela acara Dharma Santi serangkaian Hari Raya Nyepi 2025. Hadir pada kesempatan itu, Gubernur NTB, Dr.H.Lalu Iqbal, Sekda NTB, Drs. H.Lalu Gita Ariadi serta undangan lainnya.
Selain memperkuat toleransi antarumat, FKUB NTB juga menekankan pentingnya menjaga kesatuan di internal sendiri. Perbedaan pendapat atau latar belakang sosial tidak boleh menjadi pemicu konflik yang merusak solidaritas spiritual.
Ia menambahkan beragamnya upacara keagamaan di NTB, merupakan satu ikonik yang dapat membangun pemikiran keramahan atas masyarakatnya. Meskipin iklim politik di luar sana tengah memanas, tapi di NTB bisa memberikan contoh kenyamanan bagi masyarakat dunia dengan toleransi ini.
“Rentetan hari raya dari Lebaran, Paskah hingga Galungan di NTB ini kita ibaratkan seperti butiran mutiara yang dirangkaikan seperti tasbih yang menghantarkan NTB makmur mendunia,” ucapnya menambahkan (nia)