Mataram (Suara NTB)- Seratusan truk pengangkut sapi menumpuk di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak, mengingat sapi-sapi tersebut terancam stres dan kematian akibat terlalu lama menunggu di tengah cuaca panas ekstrem.
Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang, mengungkapkan antrean truk terus bertambah setiap jam. Hingga Sabtu, 19 April 2025, sudah terdapat sekitar 110 truk yang mengantre di Pelabuhan Gili Mas, belum termasuk 35 truk lainnya yang masih tertahan di jalan menuju pelabuhan.
“Kondisi terakhir ini makin numpuk, truk terus berdatangan setiap detik,” ujar Furkan. Ia menambahkan, tujuan pengiriman sapi ini adalah wilayah Jabodetabek untuk memenuhi kebutuhan menjelang Iduladha.
Menurutnya, saat ini hanya ada satu kapal besar yang mampu memuat sekitar 50 truk tronton, namun kapal tersebut akan kembali tiga hari kemudian. Selain itu, ada kapal kecil yang hanya mampu mengangkut 17 truk, sehingga tidak cukup untuk mengakomodasi antrean yang terus membesar.
“Kami sangat berharap ada tambahan 2 atau 3 kapal. Ini saat-saat krusial, kami mohon bantuan dari Pak Gubernur,” kata Furkan.
Kondisi di lapangan juga makin mengkhawatirkan. Selain kesulitan logistik, pasokan air bersih bagi ternak juga terbatas. Peternak sempat meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk mendatangkan air demi menjaga kondisi sapi.
“Kami sudah minta bantuan air ke Polres, kasihan sapinya. Ini suhu panas sekali, dan sapi-sapi stres,” jelasnya.
Lebih jauh, Furkan melaporkan sudah ada enam ekor sapi mati akibat terlalu lama antre di pelabuhan. Dua hingga tiga ekor di antaranya mati saat antre di Pelabuhan Poto Tano, dan tiga ekor lainnya di Pelabuhan Gili Mas.
“Kalau disuruh balik juga tidak mungkin, karena izin sudah keluar dan truk sudah melintasi pulau. Tak bisa dibawa pulang lagi,” tambahnya.
Furkan menekankan bahwa para peternak kini dalam kondisi cemas dan tertekan. Ia kembali meminta Pemerintah Provinsi NTB untuk segera mengupayakan penambahan armada kapal agar distribusi sapi ke Pulau Jawa bisa kembali lancar.
“Ini bukan sekadar soal pengiriman, tapi antara hidup dan mati. Kami mohon sekali perhatian dari pemerintah,” pungkasnya.(bul)