spot_img
Rabu, Mei 14, 2025
spot_img
BerandaHEADLINENTB Masih Musim Hujan, Dua Desa di Bima Alami Krisis Air Bersih

NTB Masih Musim Hujan, Dua Desa di Bima Alami Krisis Air Bersih

Mataram (Suara NTB) – Dua desa di NTB mengalami krisis air bersih meski daerah ini masih dilanda musim hujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menilai kondisi ini cukup membingungkan, mengingat wilayah Woha dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber air melimpah.

Menanggapi adanya informasi krisis air bersih di Desa Tenga dan Desa Kalampa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi mengatakan akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Bima.
Dirinya juga mengaku akan segera melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan permasalahan air bersih yang ada di lokasi tersebut.

“Kami baru mendapat informasi ini dari wartawan, belum ada koordinasi resmi sebelumnya. Nantinya kami akan cek langsung ke lapangan dan segera berkoordinasi dengan BPBD untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya, Senin, 28 April 2025.

Untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi, Ahmadi mengatakand langkah awal yang akan diambil adalah pemeriksaan sumber air yang ada. Jika memang terjadi kerusakan pipa, perbaikan harus segera dilakukan.

Selain itu, solusi lain seperti pengeboran sumur atau dropping air menggunakan mobil tangki juga perlu dilakukan sebagai antisipasi penanganan darurat.

“Kalau penanganan darurat satu atau dua hari, paling tidak kita lakukan dropping air dari mobil tangki agar kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi,” tambahnya.

Diketahui, krisis terjadi akibat adanya kerusakan pipa di dua desa tersebut. Akibatnya, 128 KK yang terdiri dari 370 warga terdampak kesulitan mengakses air bersih.

Sementara itu, menurut Ahmadi, puncak kekeringan akan terjadi di bulan Juli sampai dengan September 2025. Untuk saat ini, NTB berada di ujung musim penghujan sehingga ketersediaan air di daerah ini masih cukup melimpah.

Adapun di masa peralihan musim dari musim penghujan ke musim kering, ia mengingatjan pentingnya memanfaatkan sisa hujan yang turun saat ini untuk mengisi penampungan air.

Saya kira masyarakat bisa manfaatkan hujan yang masih turun ini untuk mengisi embung, waduk, dan penampungan air lainnya. Ini penting sebagai cadangan menghadapi musim kemarau, imbaunya.

Untuk mengantisipasi terjadinya badai kekeringan, BPBD NTB meminta seluruh pemerintah kabupaten/kota di NTB untuk mulai melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap potensi kekeringan, terutama di daerah yang selama ini dikenal rawan mengalami kekeringan seperti Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Timur bagian selatan.

Kami harap daerah-daerah segera melakukan langkah antisipasi, termasuk penyiapan sumber air alternatif dan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan air secara bijak, harapnya. (era)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO