Dompu (Suara NTB) – Dua kasus penembakan menggunakan senapan angin PCP dan menyebabkan dua korban jiwa terjadi di awal Mei 2025 ini. Kasus ini membuat jajaran Polres Dompu ingin menertibkan penggunaan senjata ini agar tidak disalahgunakan yang dapat menyebabkan korban jiwa.
Kendati bukan kategori senjata api yang dilarang secara bebas digunakan orang, namun senapan angin juga dapat menyebabkan korban jiwa bila tembakannya mengenai bagian tertentu pada tubuh korban. Seperti yang dialami balita 3 tahun di Dusun Ointala Desa Sorinomo Kecamatan Pekat, Kamis, 1 Mei 2025 dan IKB (17) warga Dusun Dermaga Desa Nowa Kecamatan Woja pada Sabtu, 3 Mei 2025.
“Saat ini Polres Dompu melaksanakan imbauan dan meminta kesadaran Masyarakat untuk sadar akan bahaya menggunakan senapan angin PCP dengan kaliber yang besar. Selanjutnya akan dilakukan penertiban oleh Polres Dompu,” ungkap Kasi Humas Polres Dompu, AKP Zuharis, SH saat dihubungi, Selasa, 6 Mei 2025.
Dua kasus kematian akibat tertembak senapan angin PCP ini menjadi pengingat bahwa senapan angin juga dapat menyebabkan orang meninggal dunia. Jika tidak aman ditempatkan, maka kedepan akan ditertibkan. “Kita masih tahap pembinaan,” katanya.
Terhadap kasus penembakan yang menyebabkan IKB (17) meninggal dunia, Zuharis mengaku, jajarannya masih dilakukan pengujian kaliber senapan anginnya. Terhadap pelaku masih diamankan untuk menghindari kemarahan keluarga korban. “Setelah ada hasil (pengujian), nanti kita sampaikan,” janjinya.
Senapan angin PCP merupakan jenis senapan angin yang punya mekanisme angin dikompresi sebagai sumber power pada sebuah botol angin. Berbeda dengan senapan angin tradisional, pengisian angin dengan pompa tangan Ketika hendak menembak. Sehingga senapan angin PCP bisa digunakan menembak dengan akurat dan memiliki kekuatan cukup besar, serta dengan beberapa kali tembakan dengan pelusu yang diisi cepat. Sehingga membuat senapan ini sering digunakan untuk berburu. (ula)
