Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 10 istri para delegator dari Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) datang berkunjung ke NTB Mall pada Jumat (9/5/2025). Kunjungan mereka untuk melihat keanekaragaman produk lokal khas NTB.
Didampingi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB, Sinta Aghatia, Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, istri para delegator tersebut berkeliling melihat produk unggulan NTB.
Ketua Dekranasda NTB, Sinta Agathia mengatakan para istri delegator itu tidak waktu banyak untuk berkeliling langsung melihat aneka ragam yang ada di seluruh wilayah NTB. “Untuk itu kami di Dekranasda dan NTB Mall ini mencoba membuat suasana. Kita coba memperlihatkan keanekaragaman apa yang kita miliki di NTB, di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok,” katanya.
Adapun untuk produk-produk unggulan yang dijajakan berupa tenun khas pulau-pulau yang ada di NTB, makanan lokal, mutiara, kriya, merchandise, kudapan, dan skincare.
“Harapannya setelah ini mereka lebih banyak mengetahui tentang NTB. Karena jadwal mereka selama di sini lebih banyak kegiatan-kegiatan yang official (resmi). Jadi momennya hanya di sini dan waktunya hanya dua jam,” ujarnya.
Dari pantauan Suara NTB, para istri delegator itu tampak bersemangat saat melihat produk-produk khas NTB. Terlihat ada dari mereka yang tengah belajar menyulam kulit rotan. Sementara itu, Sinta mengungkapkan, beberapa dari istri delegator itu baru tahu tentang produk-produk NTB, khususnya hasil tenun dari Pulau Sumbawa.
“Yang di Pulau Sumbawa mereka banyak yang surprise (terkejut). Mereka senang banget dengan teksturnya, dengan bahannya. Beberapa dari mereka suka karena memang dari warnanya sangat colourfull (penuh warna) dan dia bilang tidak sering mereka dapatkan dari yang sudah mereka lihat di provinsi-provinsi lain,” tutur Bunda Sinta yang juga Ketua TP PKK NTB itu.
Dari sekian banyak produk yang dijajakan, hidangan kopi arabika dari Desa Sajang jadi salah satu sajian yang disukai oleh para istri delegator itu. “Kopi mereka suka banget. Mereka tadi merespons semua menyukai kopi. Tadi kopi yang dideserve (disajikan) itu, kopinya arabika dan ada beberapa madu.
Beberapa dari mereka mencoba memakai madu, dan menurut mereka itu sesuatu yang baru. Mereka belum pernah mencoba kopi dengan madu,” terangnya.
Bunda Sinta sapaan akrabnya berharap, dengan apa yang telah disiapkan pihaknya, dapat memberikan gambaran tentang kekayaan produk budaya NTB. “Dan membuat mereka mau kembali lagi bersama keluarganya, teman-temannya menceritakan tentang keragaman ini di luar,” pungkasnya. (sib)