Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 15 sapi warga di Kabupaten Lombok Tengah terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Terjangkitnya 15 sapi ini menjadi perhatian sebab menjelang lebaran qurban.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Masyhuri membenarkan adanya 15 sapi warga yang terjangkit virus PMK. Namun, 12 di antaranya telah sembuh, tinggal sisa tiga sapi yang masih terjangkit.
“Memang di Loteng sekitar dua tiga minggu lalu ada laporan PMK menjangkit 15 ekor. Tapi sudah ditangani dua hari lalu,” ujarnya, Kamis, 15 Mei 2025.
Ia menghimbau, masyarakat tak perlu khawatir dengan virus ini, sebab, penanganan sudah mulai dimasifkan. “12 sudah mulai membaik,” sambungnya.
Gejala PMK yang menyerang 15 sapi warga dikatakan mengalami panas, dan flu, kendati terkesan penyakit ringan, namun penularan virus PMK sangat cepat, sehingga mudah sekali menyebar. Untuk itu, petugas telah memberikan obat, dan vaksinasi agar penyakit ini tidak menjangkit ternak lainnya.
Untuk ketersediaan vaksinasi, Pemerintah Pusat ujar Masyhuri telah memberikan sekitar 140 ribu vaksin kepada NTB. Seluruhnya telah dibagikan kepada 10 kabupaten/kota yang ada di provinsi ini.
Sementara, NTB membutuhkan sekitar 280 ribu vaksin untuk mengantisipasi penjangkitan PMK kepada sapi peternak. Sehingga, provinsi ini masih membutuhkan sekitar 140 ribu vaksin lagi. “Nanti sekitar bulan Oktober lagi didropkan dari pusat, Insya Allah,” katanya.
Menyinggung soal vaksinasi PMK yang berbayar, Kepala Dinas Koperasi dan UKM ini mengaku kurang mengetahui hal tersebut, sehingga ia akan melakukan pengecekan terlebih dahulu. “Saya cek lagi,” ucapnya.
Adapun menjelang Idul Adha, tim Disnakkeswan NTB, lanjut Masyhuri rutin melakukan pengecekan di lapangan untuk memastikan tidak ada sapi yang terkena PMK. Termasuk dengan memastikan tidak ada sapi yang terjangkit PMK diperjual belikan untuk kebutuhan Kurban.
“Kita sampling model pengawasannya. Tapi tetap kita melakukan pengawasan. Kita mengusulkan juga ke teman-teman kabupaten/kota supaya sama-sama. Kan republik ini milik bersama. Jadi harus semua dong,” jelasnya.
Pun karena kasus PMK ini ditemukan di Lombok Tengah, Masyhuri meminta Pemda Loteng untuk mengintensifkan pengawasan, termasuk dengan segera memastikan penanganan 15 sapi yang terjangkit. (era)