spot_img
Senin, Juni 16, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIPerempuan Bawa Balita Tertidur Saat Mengemis, Diduga Gunakan Obat Tidur

Perempuan Bawa Balita Tertidur Saat Mengemis, Diduga Gunakan Obat Tidur

Mataram (Suara NTB) – Kehadiran pengemis perempuan yang menggendong balita tertidur di sekitar Mataram Mall memicu kekhawatiran warga. Balita itu nyaris selalu dalam kondisi tidur, menimbulkan dugaan ia telah diberi obat untuk mendukung aktivitas mengemis.

Salah seorang penjual di sekitar Mataram Mall, Asma, sering kali melihat kejadian tersebut. “Iya, saya sering lihat dia, perempuan itu, ngemis bawa anak kecil. Hampir setiap hari kelihatan di sekitar sini, kadang di parkiran, kadang di dalam area mall. Yang bikin heran, anak kecil yang digendong itu selalu tidur terus, nggak pernah saya lihat anak itu bangun atau rewel,” ungkapnya, Jumat (16/5).

Menurut salah seorang juru parkir di samping Mataram Mall, perempuan tersebut pernah mengaku bahwa anak itu bukan anak kandungnya. “Katanya itu bukan anak kandungnya, tapi anak dari ponakannya yang sekarang lagi hamil. Tapi saya pribadi nggak tahu pasti itu benar atau tidak,” ucapnya.

Suara NTB telah berusaha mendekati pengemis perempuan tersebut, untuk mengkonfirmasi informasi yang beredar di lingkungan setempat. Sayangnya, ia bersikap tertutup dan terus menghindar dari upaya klarifikasi.

Menanggapi hal ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, menekankan pentingnya pendekatan sosial dalam menangani persoalan pengemis yang melibatkan anak-anak.

“Kalau bicara soal pengemis, memang intervensinya sebaiknya melalui pendekatan sosial, karena kita punya Satgas Sosial. Sepanjang pengemis-pengemis itu teridentifikasi oleh teman-teman Satgas, biasanya langsung dilakukan penanganan. Jadi bukan sekadar penertiban, tapi lebih ke upaya perlindungan, apalagi kalau melibatkan anak-anak,” jelasnya saat dihubungi pada Jumat, 16 Mei 2025.

Terkait dugaan penggunaan obat tidur pada balita tersebut, Joko menyatakan belum ditemukan bukti langsung, namun ia tidak menutup kemungkinan.

“Kalau saya pribadi, sejauh ini belum pernah menemukan langsung atau mendapat bukti terkait adanya anak-anak yang diberi obat tidur. Tapi memang, kita tidak bisa abaikan jika ada dugaan atau indikasi seperti itu, apalagi kalau kita lihat kondisi di lapangan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa fenomena seperti ini bukan hal baru dan pernah ditemukan di wilayah lain.

“Di beberapa daerah lain memang ditemukan pola serupa, ada praktik penyewaan anak untuk kepentingan mengemis. Dan dalam beberapa kasus, bayi atau anak-anak itu memang sengaja diberikan obat agar tetap tertidur dan tidak rewel saat dibawa keliling,” katanya.

Menurut Joko, titik-titik pengawasan harus diperluas karena para pengemis kini cenderung berpindah ke area yang kurang terpantau.

“Selama ini fokusnya di perempatan jalan. Titik-titiknya harus diperpanjang atau harus diperluas, kan biasanya titik-titik yang disasar lebih banyak kan di perempatan-perempatan. Tapi kemudian setelah perempatan-perempatan itu dijaga, adanya CCTV. Sekarang mereka itu ngambilnya di jalur-jalur yang memang tidak ada pengawasan,” tambahnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan, turut memberikan tanggapan atas temuan ini.

“Ini memang perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut oleh, apakah anak itu tertidur secara alami atau ada sesuatu yang memengaruhi. Yang jelas, Dinas Sosial tetap akan melakukan pengawasan terhadap keberadaan mereka di jalanan,” tegasnya saat dihubungi, Jumat (16/5).

Ia menyebutkan bahwa pihaknya sudah mengarahkan petugas lapangan untuk meningkatkan pengawasan.

“Saya sudah arahkan teman-teman di lapangan untuk melakukan pemantauan, karena memang sekarang ini para pengemis sudah tidak lagi terlihat di jalanan saat siang hari. Mereka bergeser ke area yang memang tidak selalu terpantau,” ujarnya.

Dinas Sosial juga akan memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak guna menanggulangi masalah ini secara menyeluruh.

“Kita akan coba koordinasi dengan pihak pengelola Mall agar mereka bisa menginformasikan ke kita, atau paling tidak memberikan arahan kepada tim pengamanan mereka untuk melakukan tindakan pencegahan,” tutupnya. (hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -









VIDEO