Giri Menang (Suara NTB) – Ketersediaan ternak sapi di Lombok Barat (Lobar) masih terjamin aman untuk kebutuhan Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban yang diadakan Umat Muslim awal Juni mendatang. Bahkan, potensi ketersediaan ternak siap dipotong mencapai 8.000 ekor ternak. Jumlah ini diperkirakan 10 persen dari populasi ternak di Lobar mencapai 95 ribu ekor lebih.
Dinas Pertanian pun telah membentuk tim pengawas peredaran dan pemotongan hewan kurban tersebut.
Pelaksana Harian (Plh) Kadis Pertanian Lobar Muhamad Taufik, SP.,M.Ling., menyebutkan populasi ternak khususnya sapi di Lobar mencapai 95 ribu ekor. “Dari populasi itu, katakanlah sapi kalau bicara potensi sekitar 8000 ekor per tahun untuk kebutuhan hari Raya Kurban,” kata dia, Senin (19/5).
Kalau melihat pemotongan pada Hari Raya Iduladha tahun lalu, sebanyak 3.000-an ekor yang dipotong. Jumlah ini, masih jauh dari ketersediaan. Dengan ketersediaan ternak ini, daerah tidak membutuhkan ternak dari luar untuk dipotong. “Karena kita masih bisa memenuhi kebutuhan di daerah,” klaimnya, semeentara sapi dari Sumbawa tidak boleh masuk ke Lobar, mencegah penularan penyakit.
Namun persoalannya adalah tidak ada batasan dari daerah, sehingga ketika masuk dari daerah lain, sulit dideteksi atau monitor. Sehingga untuk memantau peredaran dan pemotongan ternak ini, langkah pengawasan pun dilakukan pihaknya. Dinas telah membentuk tim pengawasan dengan menyiapkan petugas medik dan para medik di lapangan memantau perkembangan hewan kurban ini.
“Kita sudah bentuk semacam tim di sini, sampai ke tingkat kecamatan yang jumlahnya puluhan orang,” sebutnya.
Tim ini tersebar di tiap Kecamatan, seperti di Sekotong ada 10 orang, Lembar 8 orang, Gerung 8 orang dan kecamatan lainnya ada petugas pengawasnya. Mereka ini turun melakukan kontrol ke lapangan. Tempat penjualan atau pemotongan yang ada di kecamatan tetap dipantau, terutama sebelum dilakukan pemotongan ada tahapan yang dicek oleh petugas.
“Kalau ada ditemukan terindikasi sakit, sebisanya tidak dilakukan pemotongan. Kalaupun dilakukan Pemotongan, maka jeroannya tidak boleh dikonsumsi,”imbuhnya.
Ternak di Lobar dijamin aman, sebab sudah tidak ada kasus PMK. Pihaknya tetap memantau begitu ada gejala langsung dilakukan penanganan. (her)