Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sumbawa, meminta ke pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tenaga operator karena kondisi saat ini dianggap sangat kurang, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kami baru memiliki 203 tenaga operator sekolah baik SD maupun SMP sementara kebutuhan kita mencapai 646 orang artinya kita masih kurang sebanyak 443,” kata Sekretaris Dikbud Sumbawa, Sudarli kepada Suara NTB, Selasa, 20 Mei 2025.
Kebutuhan tenaga operator saat ini dianggap sangat mendesak dilakukan pengadaan, karena tugas mereka sangat penting di masing-masing sekolah. Baik itu untuk pendataan siswa, guru, maupun guru kelas yang tersebar di sejumlah sekolah.
“Kami sangat membutuhkan tenaga operator, sehingga kami sangat berharap di penerimaan PPPK tahap selanjutnya tenaga operator sekolah ini dibuka formasi sendiri tidak tercampur dengan tenaga teknis,” ucapnya.
Dikatakannya, tugas operator sekolah salah satunya menyebarkan formulir pendataan Kepala Sekolah, PTK, dan peserta didik untuk dimasukkan ke dalam aplikasi. Kemudian, operator sekolah akan mengirim data yang sesuai dengan formulir tersebut ke server melalui aplikasi dapodik.
“Jadi, tugas operator ini sangat penting sehingga tidak jarang juga sekolah menempatkan orang dengan tugas ganda karena jumlah yang dimiliki saat ini sangat kurang,” sebutnya.
Ia menambahkan, saat ini tugas tenaga operator sekolah semakin komplek dengan adanya penggunaan data dapodik sebagai pedoman tunjangan guru. Selain itu enyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan Program Indonesia Pintar (PIP) juga menjadi tugas operator.
“Operator sekolah saat ini menjadi pusat informasi bagi Kepala Sekolah, guru, maupun peserta didik yang bertanya soal keakuratan dapodik sehingga kami berharap kekurangan yang kami miliki saat ini bisa ditambah,” tukasnya. (ils)