Mekkah (Suara NTB) – Banyak tantangan yang dihadapi jemaah haji Indonesia, termasuk asal NTB di Arab Saudi. Selain pasangan suami istri anak dan ibu serta lanjut usia dan pendampingnya yang terpisah hotel mereka juga dihadapkan dengan belum diserahkan Nusuk (identitas digital resmi yang diterbitkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi).
Seperti yang dialami jemaah asal NTB yang sekarang sudah berada di Mekkah, setelah mereka diberangkatkan dari Madinah. Rombongan jemaah yang baru tiba di Mekkah dan ingin melaksanakan ibadah salat di Masjidil Haram atau tawaf tidak bisa masuk. Sementara mereka ingin melaksanakan ibadah di depan Ka’bah secara langsung.
Namun, Syarikah (pihak ketiga yang ditunjuk memberikan layanan akomodasi dan kebutuhan lain) belum menyerahkan Kartu Nusuk pada jemaah yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dikeluhkan oleh jemaah, karena Syarikah yang membawa mereka terkesan tidak serius mengurus ibadah haji mereka.
Seperti disampaikan jemaah asal NTB TGH Sudi Nurhaki mengeluhkan belum diterimanya Kartu Nusuk dari Syarikah. Pihak Syarikah yang mengurus mereka beberapa kali menjanjikan akan menyerahkan Kartu Nusuk secepatnya.
“Saat tiba di hotel, mereka menjanjikan akan memberikan Kartu Nusuk. Tapi begitu tiba di hotel tidak juga dibagkan. Kita ketemu orangnya bilangnya nanti. Ditunggu jam sekian sekian tidak juga diberikan,” keluhnya pada Suara NTB, Jumat, 23 Mei 2025.
Diakuinya, dirinya bersama jemaah harus menunggu sampai 3 hari belum juga diberikan. Padahal, mereka bersama jemaah ingin segera melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. “Tiga hari di Mekkah ini belum kelar. Sementara ini menjadi syarat masuk Haram (Masjidil Haram),” ungkapnya.
Menurutnya, petugas Syarikah ini sudah membawa Kartu Nusuk dan tinggal dibagi saja, tapi mereka tidak percaya pada Petugas Haji Indonesia. Bahkan, mereka tidak memberikan kesempatan petugas haji dan jemaah yang mempertanyakan pembagian Kartu Nusuk tidak diberikan kesempatan berbicara.
Hal senada disampaikan salah satu jemaah asal NTB H. Ruslan. Dirinya bersama jemaah haji Indonesia lainnya banyak yang belum diberikan Kartu Nusuk. Sementara niat mereka datang ke tanah suci Mekkah adalah untuk melaksanakan ibadah haji.
Namun, banyak cobaan yang dijalani oleh jemaah haji asal Indonesia, termasuk NTB selama di Madinah dan Mekkah. Mulai dari permasalahan kamar hotel yang terpisah hingga pelayanan Kartu Nusuk yang diberikan menjelang Salat Jumat di Masjidil Haram.
Mengenai kondisi jemaah asal NTB, ungkapnya, dalam kondisi baik dan hanya dihadapkan dengan persoalan yang dinilai ribet oleh pelayanan Syarikah asal Arab Saudi yang ditunjuk memberikan akomodasi pada mereka selama menjalankan ibadah haji.
Meski demikian, mereka mengupayakan jemaah yang belum mendapatkan Nusuk bisa masuk Masjidil Haram lewat jemaah yang sudah mendapatkan kartu Nusuk. Nantinya, jemaah yang berdiri di belakang jemaah yang memiliki Kartu Nusuk dan didorong agar bisa masuk kawasan Masjidil Haram. (ham)