Mataram (Suara NTB) – Peserta didik semua jenjang satuan pendidikan tidak lagi menerima ijazah secara manual. Kementerian Pendidikan Dasar Menengah Republik Indonesia memberlakukan digitalisasi pada penerbitan ijazah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf dikonfirmasi pekan kemarin membenarkan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah memberlakukan sistem digitalisasi. Peserta didik mulai jenjang pendidikan dasar dan menengah akan mendapatkan ijazah elektronik mulai tahun ini. “Sekarang semuanya akan menerima ijazah elektronik,” terangnya.
Penggunaan ijazah elektronik untuk menghindari kesalahan penulisan nama murid, orang tua, dan lain sebagainya.
Yusuf mengatakan, nomor induk peserta didik nasional akan terkoneksi dengan data di Dinas Kependuduk dan Pencatatan Sipil. Data siswa yang bermasalah maka datanya secara otomatiw tidak akan muncul. “Saat ini, sedang dilakukan sinkronisasi data,” tambahnya.
Seluruh operator masing-masing sekolah telah dipanggil dan dilatih tata cara pengisian, agar tidak menimbulkan masalah. Pengisian nilai berdasarkan data yang valid. “Jadi tinggal di klik saja,” ujarnya.
Ia tidak mengetahui apakah ijazah akan memiliki barcode atau tidak. Namun demikian, siswa yang akan melanjutkan pendidikan secara otomatis datanya terkoneksi.
Apakah ijazah digital tidak beresiko dihack. Ketua PGRI NTB menegaskan, kemungkinan resiko itu telah dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sehingga sistem ini dibentuk dan dipersiapkan dengan baik. (cem)
