Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Tiek Budyakto, berkomitmen untuk mensukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah salah satunya menyiapkan Solar Dryer Dome (SDD) untuk membantu masyarakat dalam pengeringan gabah.
“Komitmen kami (TNI AD) tetap mendukung ketahanan pangan yang pada akhirnya akan menuju swasembada pangan sesuai terget dari Presiden Prabowo melalui Kementerian Pertanian,” ucapnya kepada wartawan, Senin, 2 Juni 2025.
SDD ini lanjut Pangdam untuk membantu petani dan Bulog untuk menjaga daya kering gabah yang diproduksi oleh para petani. Hal itu perlu dilakukan sehingga harga jual gabah tetap berada di angka Rp6.500 per kilogram sehingga petani bisa sejahtera.
“Komitmen kami (TNI) yang digagas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk membantu masyarakat pak Wabup juga berjanji akan berkomunikasi dengan Bulog untuk memanfaatkan SDD ini,” ucapnya.
Ia pun menyebutkan, bahwa SDD ini sudah dibangun di seluruh Kodim dibawah jajaran Kodam IX Udayana dan di Sumbawa terdapat delapan SDD. Masing-masing SDD ini bisa menampung sekitar 30 ton gabah petani dan dipastikan tidak akan tergenang sehingga aman bagi gabah petani.
“Jadi, untuk penyerapan gabah sampai dengan saat ini untuk wilayah NTB sudah mencapai surplus untuk tingkat nasional 109 persen dan kami akan terus berusaha maksimal untuk terus menjaga serapan itu,” ucapnya.
Pangdam turut menjelaskan, SDD ini merupakan sistem pengeringan yang memanfaatkan energi matahari untuk mengeringkan hasil panen seperti produk pertanian, perikanan, dan herbal. Sistem ini berbentuk kubah transparan yang memungkinkan sinar matahari masuk dan meningkatkan suhu di dalam ruang pengeringan.
“Pada prinsipnya pembangunan SDD ini merupakan program dari Kemhan yang dilaksanakan oleh TNI AD melalui Kodim, bertujuan untuk membantu Bulog dalam menjaga daya kering dari gabah, agar harga jual tetap,” terangnya.
Ia menegaskan, TNI AD melalui kodim sangat mendukung ketahanan pangan. Di mana, kodim akan melaksanakan pendampingan petani mulai dari tanam, sampai dengan panen, dan pada akhirnya surplus beras.
“Jadi, SDD ini sifatnya permanen, untuk membantu penyerapan supaya target yang ditetapkan kementerian pertanian untuk swasembada dalam dua tahun bisa tercapai,” tukasnya. (ils)