DINAS Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram akan membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) di semua SMP yang ada di Kota Mataram. Hal ini dilakukan untuk mencegah stunting dan mencegah para remaja terjerumus ke dalam tindakan negatif yang merupakan dampak modernisasi.
Kepala DP2KB Kota Mataram, H. Muhammad Carnoto ditemui di Mataram pekan lalu, mengatakan, Kota Mataram akan semakin menggencarkan PIK-R. Sejauh ini PIK-R sudah terbentuk di SMA dan perguruan tinggi. Pada tahun 2025 ini, pihaknya menargetkan semua SMP memiliki PIK-R.
“Kami menyasar pembentukan PIK-R di semua SMP, bahkan saya mau SD juga. Dengan begitu, remaja paham pendidikan terkait mencegah stunting. Kalau dari muda diberikan pemahaman, maka mereka sudah paham menjadi seorang ibu kelak, sudah matang dan siap menjadi ibu. Kalau sudah paham menjadi ibu, dia tahu persis apa yang dilakukan setelah nikah dan hamil,” ujar Carnoto.
PIK-R di jenjang SMP semakin perlu dibentuk karena tren perilaku negatif di kalangan remaja yang semakin meningkat dan beragam. Carnoto sendiri prihatin dengan tren seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penggunaan Napza di kalangan remaja. Oleh karena itu, dengan adanya PIK-R di SMP, para remaja bisa mendapatkan edukasi untuk mencegah mereka terpapar berbagai hal negatif itu.
“PIK-R di SMP kita mulai kerjakan, segera tahun 2025 ini 100 persen SMP sudah punya PIK-R, selanjutnya SD. Apalagi saat ini anak tiga tahun sudah pegang HP, anak kelas 3 atau 4 SD sudah pegang HP, mereka berpotensi membuka situs yang tidak-tidak. PIK-R ini salah satu strategi pencegahan,” ungkap Carnoto.
Nantinya PIK-R akan dibina oleh guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah. Siswa akan diberikan edukasi melalui PIK-R. Ia juga menyampaikan, PIK-R dan Generasi Berencana (GenRe) yang dibentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejakan. “Kota Mataram sudah punya duta GenRe. Intinya bagaimana melihat warga Kota Mataram menjadi SDM yang unggul, cerdas, mandiri. Jangan sampai kita melihat peningkatan anak stunting nantinya. Berbagai macam upaya perlu kita lakukan,” pungkas Carnoto. (ron)