Sumbawa Besar (Suara NTB) – Bupati Kabupaten Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot sangat prihatin dengan mulai rusaknya hutan dan tandus yang berada di pulau Moyo akibat maraknya aktivitas ilegal loging yang terjadi di wilayah tersebut.
“Hutannya sudah mulai rusak sampai ke lokasi air terjun mata jitu sudah mulai tandus, kalau kita biarkan kondisi ini terus terjadi 5-10 tahun kedepan mungkin mata jitu sudah kering,” kata haji Jarot saat membuka kegiatan focus group discussion (FGD) belum lama ini.
Haji Jarot melanjutkan, kondisi ini tentu sangat disayangkan bila terjadi, karena destinasi wisata pulau Moyo yang dijual keindahan alamnya termasuk air terjun mata jitu. Tentu dengan misi melepas liarkan menjangan (rusa) di pulau Moyo tidak hanya melestarikan rusa melainkan untuk menjaga alamnya.
“Pepatah satu kali mendayung dua pulau terlampaui menjadi tujuan utama kita di samping melestarikan ikon Sumbawa (menjangan) kita juga turut menjaga hutan,” ujarnya.
Pemerintah juga akan membuat tim yang terdiri dari Polri/ TNI serta masyarakat untuk bisa sama-sama melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap hutan. Ia pun sudah melakukan komunikasi lebih awal dengan Pangdam IX Udayana bisa dibantu dari segi personil pengamanan.
“Saya sudah ngomong dengan Pangdam untuk dibantu pengamanan di hutan Moyo, apalagi tahun depan akan ada 1000 tentara batalyon pembangunan yang akan ditempatkan di Sumbawa,” ujarnya.
Haji Jarot turut mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga hutan demi keberlanjutan sumber mata air yang berada di pulau Moyo. Jika hutannya sudah rusak, maka air akan habis dan rawan terjadi bencana ketika musim penghujan salah satunya banjir dan tanah longsor.
“‘Hutan merupakan sumber kehidupan sehingga kami mengajak masyarakat untuk menjaga hutan dengan tidak melakukan aktivitas merusak demi masa depan generasi yang akan datang,” Ajaknya. (ils)