LESUNYA sektor pariwisata di Kota Mataram mulai berdampak nyata terhadap industri perhotelan. Setidaknya ribuan tenaga kerja di sektor hotel di Mataram terancam kehilangan pekerjaan akibat minimnya tingkat hunian dan sepinya event-event yang biasa digelar di hotel.
Seperti diketahui, jumlah tenaga kerja yang terdampak mencapai ribuan orang. Sebagian besar dari mereka kini hanya berstatus pekerja paruh waktu dan menunggu panggilan kerja yang tak kunjung datang. Minimnya event di hotel menjadi penyebab utama menurunnya okupansi. Selain itu, kegiatan pariwisata skala nasional dan internasional yang dulunya rutin diadakan kini mulai jarang terlihat.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram, Irawan Aprianto, ST., menyoroti kurangnya respons dari Pemerintah Kota Mataram dalam menghadapi penurunan aktivitas pariwisata. Dia membandingkan langkah pemerintah daerah lain yang dinilai lebih proaktif dalam merespons dampak turunnya tingkat hunian hotel, seperti menggagas program-program kolaboratif atau event-event besar yang bisa menarik wisatawan.
“Kita ingin melihat program nyata dari pemerintah kota. Apakah ada upaya seperti event pariwisata, kerja sama dengan daerah lain, atau kebijakan yang bisa meminimalisir dampaknya?” ujar peserta lainnya.
Pariwisata selama ini telah dicanangkan sebagai sektor andalan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram. Namun, penurunan aktivitas menunjukkan masih kurangnya implementasi nyata terhadap visi tersebut.
Diketahui bahwa Kota Mataram akan menjadi tuan rumah ajang olahraga masyarakat (Kormi) pada bulan depan. Event ini diperkirakan akan mendatangkan 15 ribu pengunjung. Namun pelaku pariwisata menilai, satu event saja tidak cukup. “Kami berharap ada keberlanjutan. Jangan hanya satu event, habis itu sepi lagi. Harus ada kesinambungan,” tegas politisi PKS ini.
Irawan menyarankan agar Pemkot Mataram menjalin kerja sama dengan daerah lain untuk membuat paket-paket wisata terintegrasi. Contohnya seperti kerja sama antara Kabupaten Badung (Bali) dan Kota Yogyakarta yang sukses menarik wisatawan dengan konsep tur lintas daerah.
Anggota dewan dua periode ini berharap agar Pemkot Mataram segera mengambil langkah konkret dan strategis. Diperlukan terobosan nyata, bukan hanya janji atau program sementara, untuk menyelamatkan para pekerja sektor pariwisata dari ancaman pemutusan kerja yang permanen. (fit)