Mataram (Suara NTB) – SLBN 1 Lombok Utara Filial Bayan turun langsung ke masyarakat selama rangkaian pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026. Pihak SLBN 1 Lombok Utara memberikan edukasi kepada orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Hal ini juga dalam rangka menjaring siswa agar bersekolah di SLBN 1 Lombok Utara Filial Bayan.
Kepala SLBN 1 Lombok Utara Filial Bayan, Iriyati, S.Pd., pada Selasa (24/6/2025) mengatakan, pihaknya turun langsung ke masyarakat untuk memastikan anak berkebutuhan khusus usia sekolah mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Penjaringan siswa baru ini dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Agustus 2025.
“Penjaringan siswa baru ini ini tetap kami lakukan tiap tahun, terutama wilayah yang disisir adalah wilayah pelosok yang akses layanan informasinya kurang,” ujar Iriyati.
Selain langsung ke masyarakat, pihaknya juga berkoordinasi lewat Desa dan Dusun setempat untuk penjaringan siswa baru ini. Pada Selasa (24/6/2025) kemarin, pihaknya melakukan penjaringan siswa baru ke Dusun Lembah Pedek dan Dusun Batu Keruk di Desa Akar-Akar, Lombok Utara.
Pihaknya menargekan siswa baru sebanyak 25 orang sampai dengan 40 siswa orang untuk jenjang SD Luar Biasa (SDLB), SMPLB, dan SMALB. Jumlah ini menyesuaikan dengan tenaga pendidik yang masih sangat terbatas di SLBN 1 Lombok Utara Filial Bayan.
“Alhamdulillah cara ini lebih efektif dibandingkan dengan menunggu siswa mendaftar ke sekolah. Terlebih lagi terkendala jarak, letak geografis, dan lemahnya pemahaman orang tua terkait pentingnya pendidikan untuk anak-anak luar biasa,” pungkas Iriyati.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, S.Pd., M.Pd., dihubungi terpisah pada Selasa, 24 Juni 2025 mengapresiasi upaya SLBN 1 Lombok Utara Filial Bayan turun ke masyarakat untuk menjaring siswa baru.
“Ini merupakan ide yang baik dan positif, sekaligus mengedukasi masyarakat atau orang tua bagi yang memiliki anak dengan hambatan fungsional untuk lebih mengenal karakter putra putri mereka. Serta menganjurkan kepada mereka untuk mendaftarkan putra/putri mereka masuk ke sekolah terdekat,” ujar Eva.
Eva juga menganjurkan kepada SLB agar tidak berdiam diri pada masa SPMB. Ia meminta sekolah jemput bola dengan turun langsung ke masyarakat. “Sehingga nantinya terwujud harapan pemerintah supaya tidak ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah, terutama bagi anak dengan hambatan fungsional. Karena hak mereka mendapatkan pendidikan yang baik, bermutu, dan berkualitas,” pungkas Eva. (ron)