Mataram (Suara NTB) – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih kekurangan ratusan Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung program makan siang gratis Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi NTB, H. Faurani, SE., MBA., mengungkapkan bahwa dari total kebutuhan sekitar 400 dapur MBG di wilayah NTB, baru sekitar 100 dapur yang siap beroperasi.
“Target awal kami dari KADIN NTB adalah membentuk 50 dapur. Alhamdulillah, saat ini sudah ada 32 dapur yang berjalan. Sebagian lainnya masih menunggu kesiapan sumber daya manusia seperti kepala dapur atau supervisor gizi,” ujarnya saat ditemui, Rabu, 25 Juni 2025.
Faurani, yang juga menjabat sebagai Satgas Dapur MBG KADIN Indonesia, menekankan pentingnya keberadaan dapur MBG dalam menggerakkan ekonomi lokal. Menurutnya, satu dapur MBG membutuhkan investasi sekitar Rp1,2 miliar dan mampu menyerap hingga 47 tenaga kerja lokal.
“Satu dapur bisa menggerakkan uang hingga Rp900 juta per bulan jika sudah beroperasi penuh. Ini belum termasuk kontribusi dari petani dan pelaku UMKM lokal sebagai penyedia bahan baku. Dampaknya sangat besar bagi perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Faurani menjelaskan bahwa pembangunan dapur MBG tidak harus dimulai dari nol. Pelaku usaha dapat memanfaatkan bangunan yang sudah ada seperti rumah kosong, kafe tutup, atau gudang tak terpakai, sehingga biaya investasi bisa ditekan.
“Jika menggunakan bangunan yang sudah ada, tentu biayanya bisa lebih murah dari Rp1,2 miliar. Yang penting dapur tersebut memenuhi standar kelayakan,” ujarnya.
KADIN NTB menyatakan siap mendampingi masyarakat maupun pelaku usaha yang ingin membangun dapur MBG, mulai dari proses perizinan, pembangunan, hingga operasional. Pendaftaran dilakukan secara daring melalui sistem yang disiapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), dengan masa persiapan yang relatif singkat.
“Setelah pembangunan selesai, akan ada proses verifikasi dan pendampingan lanjutan. Untuk tenaga dapur, tidak harus koki profesional. Warga lokal yang pandai memasak bisa ikut serta, karena akan ada pelatihan dan sertifikasi dari BGN,” katanya.
Pemerintah juga menyediakan dukungan dalam bentuk akuntansi, pelaporan keuangan, serta pembekalan dari ahli gizi untuk mendukung kelangsungan dapur MBG.
“Ini peluang luar biasa. Siapa pun yang berminat, silakan bergabung. Kami siap mendampingi,” tambahnya.
Dengan target 400 dapur di seluruh NTB dan jumlah sasaran program MBG mencapai 1,3 juta jiwa, KADIN NTB mengajak seluruh pihak untuk tidak melewatkan peluang ini. “Ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga kontribusi nyata dalam perbaikan gizi masyarakat. Sayang jika dilewatkan,” tegas Faurani. (bul)