Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan menyusul meningkatnya intensitas angin kencang yang melanda wilayah Mataram dalam beberapa hari terakhir. Potensi pohon tumbang menjadi salah satu fokus utama mitigasi bencana di tengah fenomena anomali cuaca yang sedang berlangsung.
Plt. Kepala BPBD Kota Mataram, Muzaki, menjelaskan, pihaknya setiap hari menerjunkan 23 petugas untuk memantau kondisi lapangan, khususnya di titik-titik yang dinilai rawan pohon tumbang.
“Setiap hari kami turunkan 23 petugas yang tersebar di berbagai titik wilayah Kota Mataram. Mereka memantau langsung kondisi pohon dan potensi kerawanan lainnya akibat angin kencang,” ujar Muzaki saat ditemui di Kantor Wali Kota, awal pekan lalu.
Menurutnya, angin kencang yang terjadi saat ini merupakan dampak dari anomali cuaca yang dipicu peralihan musim hujan ke musim kemarau. Fenomena ini menyebabkan perubahan pola angin dan peningkatan intensitas tiupan angin di wilayah perkotaan.
“Ini murni karena peralihan musim. BMKG juga membenarkan bahwa kondisi ini merupakan dinamika atmosfer yang memang perlu diwaspadai,” tambahnya.
Dalam menghadapi kondisi ini, BPBD Kota Mataram memperkuat kerja sama lintas sektor. Salah satunya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mendata dan mengidentifikasi pohon-pohon yang berpotensi tumbang.
“Kami fokus pada pohon-pohon yang sudah kropos, terlalu tinggi, atau yang rantingnya rapuh. Setelah kami lakukan pengecekan, kami rekomendasikan tindakan yang perlu diambil. Eksekusinya tetap dilakukan oleh DLH,” terang Muzaki.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) melalui keterangan resminya pada Sabtu, 28 Juni 2025, juga memperingatkan potensi angin kencang di wilayah NTB, termasuk Kota Mataram. Angin permukaan bertiup dominan dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan maksimum mencapai 37 kilometer per jam.
Kondisi ini, menurut BMKG, dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer aktif seperti sirkulasi siklonik di Selat Makassar dan Samudra Pasifik Utara, serta bibit siklon tropis 97W yang saat ini terpantau memiliki tekanan 1007 hPa dan kecepatan angin maksimum 15 knot.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada pagi hingga malam hari di sejumlah wilayah NTB, termasuk Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, hingga Sumbawa.
Tak hanya wilayah daratan, potensi cuaca ekstrem juga mengancam aktivitas laut. BMKG mencatat suhu permukaan laut di wilayah NTB berada di kisaran 27 hingga 30 derajat Celsius, dengan anomali suhu antara -0,5 hingga 2,0 derajat. Gelombang laut diperkirakan mencapai lebih dari dua meter di sejumlah perairan seperti Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas, Selat Sape, dan Samudra Hindia selatan NTB.
BMKG mengimbau nelayan, pengguna transportasi laut, dan masyarakat umum untuk tetap memperhatikan informasi terkini terkait perkembangan cuaca dan mengutamakan keselamatan dalam beraktivitas. (hir)