Mataram (Suara NTB) – International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies Geneva (IFRC GVA) atau yang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Jenewa bakal menjadikan Lombok sebagai daerah pilot project atau pusat percontohan peringatan dini.
Tiga orang dari perwakilan IFRC GVA Sophie Anne Ludwig dan Bart Broer dan Mari Charlott Morth dari Swedish Red Cross berkunjung ke Pemprov NTB dan kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi NTB. Mereka didampingi Pelaksana Harian (Plh) Sekda NTB H. Lalu Moh. Faozal dan Kepala Pelaksana BPBD NTB Ir. H. Ahmadi, Sp-1., Rabu (2/7/2025).
Kepala Markas PMI Pusat Arifin Muh Hadi mengatakan kehadiran tiga perwakilan relawan internasional itu untuk melakukan asesmen untuk mengawali rencana kunjungan dari aksi donor yang bakal dilakukan di Lombok pada 13-17 Oktober 2025 mendatang.
“Mereka memilih daerah ini sebagai kunjungan karena Lombok jadi program aksi merespon peringatan dini,” ujarnya.
Pemilihan Lombok, sebagai pilot program aksi merespon peringatan dini ini, karena Lombok dinilai menjadi daerah yang sangat rawan terhadap bencana banjir, gempa dan bencana kekeringan.
“Lombok sangat unik pulau kecil berbasis kawasan. Tapi cukup rawan banjir, longsor, gempa dan kekeringan. Intinya program ini kita akan sinergi dengan pemerintah daerah dan provinsi bersinergi membangun ketangguhan di masyarakat dan pemerintah,” katanya.
Dalam kunjungan pada 13-17 Oktober mendatang, beberapa kelompok pendonor dari berbagai benua akan hadir di Lombok. Terdiri relawan dari 19 negara dan 40 orang dari berbagai relawan di Indonesia termasuk di NTB. “Jadi kelompok donor dari macam-macam, ada Uni Eropa, Australia, dan Kanada,” ujarnya.
Tiga orang perwakilan IFRC GVA dan relawan Swedish Red Cross ini telah banyak membantu Lombok selama gempa tahun 2018 silam.
“Pada gempa tahun 2018 itu mereka ikut membantu termasuk untuk penanganan bencana kekeringan di Lombok Barat dan Sumbawa,” urainya.
Tujuan kunjungan yang dilakukan ke kantor Gubernur NTB itu Arifin berujar untuk melihat juga potensi bantuan ke yang bisa dilakukan kerjasama dengan pemerintah daerah. “Mereka akan melihat seberapa berhasil aksi peringatan dini menjadi ujung tombak upaya penguatan risiko sebelum bencana datang. Inilah yang akan dilihat,” katanya.
Ketua PMI Lobar Haris Karnain menjelaskan selain akan mengunjungi PMI NTB, tiga orang perwakilan relawan Internasional itu juga akan mengunjungi Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
Menurut Haris untuk keberhasilan program yang akan dilaksanakan pada 13 Oktober 2025 mendatang, dia memastikan seluruh relawan siap memberikan dukungan kepada 19 delegasi relawan Internasional yang akan berkunjung ke Lombok. “Jadi kesiapan relawan kita cukup siap. Kemarin relawan kita ditunjuk juga terkait daerah mana jadi lokasi kunjungan,” katanya.
Dia memastikan seluruh relawan PMI Lobar juga telah berkoordinasi dengan PMI NTB dan Pemprov NTB untuk mendukung asesmen dari 19 relawan internasional yang akan berkunjung ke Lombok tersebut. “Tentu nanti ada sinergi dengan PMI Provinsi, Pemprov dan Kabupaten bagaimana kesiapan tenaga dan lainnya,” tandasnya. (ham)