Mataram (Suara NTB) – Pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMA di NTB semua jalur sudah selesai pada, Kamis (3/7/2025). Beberapa sekolah sudah terpenuhi kuotanya, tapi tidak sedikit juga sekolah yang juga masih membutuhkan siswa. Berangkat dari adanya sekolah yang masih belum memenuhi kuota penerimaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB berencana mendistribusikan siswa yang terpental di sekolah tempat mereka mendaftar ke sekolah yang masih kekurangan.
Demikian disampaikan Kabid Pembinaan SMK pada Dinas Dikbud NTB, Supriadi, saat dihubungi Suara NTB, Jumat, (4/7/2025).
Supriadi yang juga menjabat Ketua SPMB NTB itu mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan tentang kemungkinan pendistribusian siswa tersebut dengan pihak Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) NTB.
“Tadi kan kita sudah rapat sama BPMP. Nah itu yang mungkin nanti akan kita putuskan bersama. Yang jelas kan masih ada siswa-siswa yang tidak tertampung di SMA-SMA pilihan mereka, ya mungkin diarahkan ke sana (sekolah yang kekurangan) nanti,’’ ujarnya.
Sekolah-sekolah yang masih belum memenuhi kuota di antaranya, SMAN 7 Mataram, SMAN 8 Mataram, SMAN 9 Mataram, SMAN 10 Mataram, dan SMAN 11 Mataram. Bahkan, SMAN 10 dan 11 Mataram tidak bisa disebut telah memenuhi satu rombongan belajar, karena jumlah yang diterima baru 20-an siswa. Sedangkan idealnya, satu rombel berisikan 36 siswa.
“SMAN 10 Mataram baru satu rombel. Sekitar 20-an orang. SMAN 11 juga sama. Kemungkinan nanti akan diarahkan ke sana. 7,8,9 itu juga masih kekurangan siswa. Nah mungkin harapan kita yang tidak tertampung itu mungkin akan diarahkan ke sana. Didistribusi,” jelasnya.
Supriadi menyampaikan, rencana tersebut masih tengah dirumuskan oleh Dikbud dan BPMP. Nanti setelah ada kesepakatan mengenai pola serta mekanisme pendistribusian, lalu akan diteruskan pusat.
“Kita harus izin dulu. Biar diteruskan ke pusat. Artinya, pola atau regulasi seperti ini harus dia legal secara hukum. Harus dia bisa dipertanggungjawabkan. Nah itu mungkin ada kebijakan bersamalah,” terang mantan Plt Kabid SMA itu.
Supriadi berharap, calon siswa-siswi yang belum diterima di sekolah pilihannya agar memilih sekolah lain sebagai alternatifnya. Sehingga, mereka tersebut tetap bisa bersekolah.
“Alternatif itu supaya mereka bisa bersekolah. Karena kita melihat rasio. Jumlah yang terpental ini bisa tertampung di beberapa sekolah tadi yang kekurangan itu. Kan ada kekurangan sampai 100 atau 70. Masih bisalah tertampung di sekolah yang belum dapat kuota itu,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala BPMP NTB, Katman menjelaskan, beberapa sekolah yang tidak terpenuhi kuotanya, disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya, calon siswa tidak memenuhi syarat pada jalur SPMB yang dipilih. Kemudian jumlah calon siswa dari wilayah feeder tidak sebanding dengan jumlah kursi yang tersedia, dan bisa jadi masih ada persepsi masyarakat terhadap sekolah favorit dan tidak favorit.
Ia berharap, pemerintah melakukan pendistribusian siswa-siswi ke sekolah-sekolah yang masih memenuhi kuotanya. “Harapannya pemerintah daerah akan melakukan hal tersebut untuk mendukung pemerataan kualitas layanan dan pendidikan bermutu untuk semua,” pungkasnya. (sib)