spot_img
Selasa, November 18, 2025
spot_img
BerandaNTBBIMAPelni Cabang Bima Tutup Sementara Penjualan Tiket Offline, Antisipasi Aksi Demonstrasi

Pelni Cabang Bima Tutup Sementara Penjualan Tiket Offline, Antisipasi Aksi Demonstrasi

Bima (suarantb.com) – PT Pelni (Persero) Cabang Bima menutup sementara layanan penjualan dan pembelian tiket secara luring atau offline pada Senin, 1 September 2025. Penutupan dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap aksi demonstrasi yang rencananya berlangsung di Gedung DPRD Kabupaten Bima.

Kepala Cabang Pelni Bima, Budiyarto menjelaskan, keputusan tersebut diambil karena lokasi kantor Pelni Cabang Bima berada satu lingkungan dengan Gedung DPRD Kabupaten Bima. Posisi kantor Pelni tepat berada di belakang gedung dewan, sehingga berpotensi terdampak langsung dari situasi aksi massa.

“Pada 1 September 2025, massa dari Kabupaten Bima dikabarkan akan melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kabupaten Bima. Karena kantor Pelni Cabang Bima berdampingan dengan gedung DPRD, maka kami putuskan penjualan langsung di loket kami tutup sementara,” jelas Budiyarto.

Ia menegaskan, penutupan hanya berlaku untuk layanan offline. Sementara penjualan dan pembelian tiket secara online tetap berjalan normal. Masyarakat dapat mengakses layanan melalui aplikasi maupun kanal resmi Pelni.

“Kami mengimbau masyarakat bisa melakukan pembelian secara online sementara ini. Mungkin hari ini saja kami tutup pembelian offline. Atau nanti kita lihat kondisi dan situasi di Bima. Itu yang kami putuskan dan kami tekankan hanya untuk hari ini,” ujar Budiyarto.

Menurutnya, langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat yang datang ke kantor Pelni. Ia tidak ingin ada penumpang atau calon pembeli tiket yang terkena dampak aksi massa di lingkungan DPRD.

“Yang kami takutkan ketika masyarakat datang membeli ke kantor saat situasi seperti ini terkena dampak dari aksi pergerakan massa di kantor DPRD Kabupaten Bima,” katanya.

Budiyarto menyebut, pihaknya sudah melakukan langkah pengamanan di sekitar kantor. Barang-barang seperti bekas kayu dan material lain sudah diamankan. Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada seluruh pegawainya untuk tidak menggunakan seragam dinas.

“Dan saya instruksikan pegawai untuk tidak menggunakan baju dinas atau Pelni. Pakai baju bebas. Gerbang ditutup. Kita jaga-jaga,” tegasnya.

Bersifat Kondisional

Ia menambahkan, kebijakan ini bersifat kondisional. Di pusat, kata dia, sebagian besar pegawai menerapkan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH). Namun untuk daerah, penerapan kebijakan tersebut menyesuaikan kondisi masing-masing wilayah.

“Kalau di pusat WFH semua. Kalau di daerah tergantung keadaan daerah. Kondisional saja,” jelasnya.

Pelni Cabang Bima sebelumnya sudah mengedukasi masyarakat untuk beralih ke sistem pembelian tiket online. Namun, sebagian masyarakat masih datang ke loket karena keterbatasan informasi.

“Karena di Bima masih ada yang datang ke loket, walaupun kita sudah memberikan edukasi untuk online ticketing. Mungkin terkendala informasi, jadi sebagai masyarakat bisa masih datang ke loket,” kata Budiyarto.

Pihaknya terus mendorong masyarakat menggunakan layanan online, baik melalui aplikasi Pelni Mobile maupun kanal resmi lainnya. Dengan cara ini, masyarakat lebih mudah melakukan pembelian tiket, sekaligus meminimalisasi praktik percaloan.

“Kami juga sudah memberikan arahan untuk memakai Pelni Mobile sehingga memudahkan masyarakat. Dan kami harapkan masyarakat dapat menggunakan fasilitas itu sehingga tidak berbondong-bondong datang ke kantor. Lebih baik online. Bisa melihat tujuan, dan harga secara resmi di kantor Pelni sehingga tidak ada istilahnya calo dan lain sebagainya,” pungkasnya. (hir)

IKLAN










RELATED ARTICLES
- Advertisment -







VIDEO