Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemkab Sumbawa memastikan akan memberikan atensi khusus terkait sedimentasi yang terjadi di sepanjang wilayah perairan Teluk Saleh.Kondisi sedimentasi saat ini cukup memperhatikan.
“Hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tingkat erosi dan sedimentasi yang ada di Teluk Saleh ini kan cukup tinggi, sehingga hal itu tetap menjadi atensi,” kata Kepala Bappeda Litbang Sumbawa, Dr. Deddy Heriwibowo, kepada Suara NTB, Jumat, 3 Oktober 2025.
Ia melanjutkan, sedimentasi dan erosi yang terjadi di perairan Teluk Saleh akibat kegiatan pertanian yang ada di daratan terutama jagung. Banyaknya sedimentasi yang masuk ini tentu sangat mengganggu kesehatan perairan yang ada di wilayah tersebut.
“Banyak yang rusak akibat sedimentasi ini, salah satunya terumbu karang, plankton menjadi hilang padahal plankton ini merupakan makanan hiu paus. Sehingga kerusakan yang terjadi harus terus kita tekan,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Deddy tengah melakukan kordinasi lebih lanjut dengan masyarakat dan pihak lainnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem yang ada karena dampak kerusakan yang ditimbulkan nantinya sangat besar.
“Kami akan melakukan pendekatan secara komprehensif terkait masalah ini, baik di kawasan laut itu sendiri maupun di kawasan darat. Di darat kita sudah dibantu oleh beberapa lembaga salah satunya BRIN dan yayasan konservasi Indonesia,” ucapnya.
Lembaga ini sudah mulai melakukan zonasi terhadap wilayah tersebut, ada zona inti dan penyangga. Hal itu dilakukan untuk menjaga ekosistem hiu paus yang ada saat ini sehingga mereka tetap ada di lokasi tersebut dan menjadi destinasi wisata unggulan daerah.
“Intinya, memang kita perlu mengatur pemanfaatan kawasan Teluk Saleh ini dengan pembagian zona. Mana zona yang boleh diganggu dan tidak, sehingga kerusakan ekosistem hiu paus bisa diminimalisir,” sebutnya.
Tentu yang menjadi tantangan terbesar saat ini lanjut Deddy adalah menjaga ekosistem laut tempat dari hiu paus berada dari segala gangguan. Hal itu dianggap penting dilakukan supaya tidak terjadi tindakan yang mengganggu salah satunya aktivitas pengeboman ikan.
“Kami meminta kepada semua pihak untuk menjaga ekosistem ini supaya terhindar dari aktivitas pengeboman ikan dan mengganggu ekosistem yang ada, karena hiu paus ini merupakan khazanah luar biasa, ” ucapnya.
Selain itu, keberadaan komunitas kawan hiu paus juga diharapkan bisa menjadi pelopor untuk menjaga ekosistem hiu paus termasuk juga sirkulasi pergerakannya. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan yang berdampak para ekosistem hiu paus.
“Kami akan terus mengembangkan kawan hiu paus ini dengan memperbanyak orangnya sehingga hal yang tidak diinginkan bisa semakin ditekan,” tukasnya. (ils)


