PEMERINTAH Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram melaksanakan pendataan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS) sebagai bagian dari implementasi program “Mataram Terampil”. Program ini digagas oleh Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Mataram.
Program tersebut secara resmi diluncurkan pada Kamis, 2 Oktober 2025, di Aula Rinjani, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTB.
Pendataan dilakukan oleh operator kelurahan di lima lingkungan yang berada di wilayah Tanjung Karang Permai. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring data anak-anak yang belum mengenyam pendidikan formal maupun yang telah berhenti sekolah, agar dapat difasilitasi melalui jalur pendidikan nonformal.
Lurah Tanjung Karang Permai, Nani Nurkomala menyampaikan, hasil pendataan menunjukkan tidak ditemukan anak dalam kategori ATS. Sementara itu, kategori APS tercatat sebanyak 16 orang yang seluruhnya berasal dari Lingkungan Bagek Kembar.
“Lingkungan ini merupakan kawasan pesisir dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan. Faktor sosial dan ekonomi menjadi penyebab utama tingginya angka putus sekolah di wilayah tersebut,” ujar Nani, Senin, 6 Oktober 2025.
Menurutnya, pendataan ini menjadi dasar penting untuk intervensi dan penanganan lebih lanjut. Data yang telah dihimpun juga telah diserahkan ke Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti melalui program pemberdayaan pendidikan nonformal.
Adapun tindak lanjut yang direncanakan, kata Nani, meliputi pelatihan keterampilan, kursus, dan pelatihan lain yang disesuaikan dengan potensi serta kebutuhan anak-anak putus sekolah. Ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan kesiapan mereka untuk memasuki dunia kerja.
Program “Mataram Terampil” merupakan inisiatif strategis dari Diknas yang menggandeng pemerintah daerah guna menekan angka putus sekolah serta meningkatkan keterampilan generasi muda agar lebih mandiri dan produktif.
Pemerintah Kelurahan Tanjung Karang Permai menyatakan komitmennya untuk terus mendukung program-program serupa di masa mendatang sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayahnya.
“Semoga dengan adanya program ini, masyarakat bisa menjadi lebih terampil sesuai dengan keahliannya, dan program ini tepat sasaran,” pungkas Nani. (pan)
