spot_img
Jumat, November 7, 2025
spot_img
BerandaNTB7 Kebijakan Progresif Membentuk Generasi Indonesia yang Unggul

7 Kebijakan Progresif Membentuk Generasi Indonesia yang Unggul

Oleh: Surnaini, S.Pd.I Guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumbawa, NTB

Program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang diusung oleh Kemendikbudristek merupakan sebuah langkah visioner dan holistik dalam membangun fondasi karakter serta kualitas hidup peserta didik. Kebiasaan yang tampaknya sederhana ini—bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat—sejatinya adalah pilar-pilar penting yang saling terkait untuk menciptakan generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga sehat, berakhlak, dan memiliki keterampilan sosial yang baik.

Program ini bertujuan membentuk individu yang disiplin, bertanggung jawab, berintegritas, dan mampu bersaing di era global, dengan mengintegrasikan aspek fisik, spiritual, intelektual, dan sosial anak.

Mengapa gerakan ini dikatakan bersifat holistik karena mengintegrasikan pengembangan fisik (sehat, berolahraga), spiritual (beribadah), intelektual (belajar), dan sosial (bermasyarakat) secara simultan. Dengan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter unggul pada anak sejak dini. 

Program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini pertama kali dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). 

Program ini diluncurkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, pada 27 Desember 2024 di Jakarta. Peluncuran ini menjadi inisiatif strategis pemerintah untuk memperkuat pendidikan karakter anak-anak Indonesia menuju Visi Indonesia Emas 2045. 

Pada kesempatan tersebut, Abdul Mu’ti menekankan bahwa gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa yang berakar pada agama dan budaya.

Adapun 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat itu adalah sebagai berikut :

1. Bangun Pagi: Memulai Hari dengan Energi Positif

Kebiasaan bangun pagi melatih kedisiplinan dan memungkinkan anak memulai hari dengan lebih tenang dan siap. Penelitian dalam Journal of Adolescent Health (2010) menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa bangun pagi cenderung memiliki mood yang lebih baik, prestasi akademik yang lebih tinggi, dan risiko depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang begadang. Kebiasaan ini adalah fondasi untuk mengatur ritme sirkadian (jam biologis) yang sehat.

2. Beribadah: Membangun Pondasi Spiritual dan Karakter

Dalam konteks Indonesia yang religius, kebiasaan beribadah sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan spiritual. Hal ini sejalan dengan penguatan Profil Pelajar Pancasila, khususnya dimensi “Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia”. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology (2016) menyebutkan bahwa keterlibatan dalam kegiatan spiritual terkait dengan tingkat kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik. Ini membentuk inner strength (kekuatan dari dalam) bagi anak.

3. Berolahraga: Investasi untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Olahraga rutin tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga otak. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS secara tegas menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan keterampilan kognitif seperti konsentrasi dan perhatian, serta meningkatkan performa di sekolah. Dengan membiasakan olahraga, Kemendikbudristek sedang berinvestasi pada kesehatan jangka panjang dan kesiapan belajar anak.

4. Makan Sehat dan Bergizi: Bahan Bakar untuk Tumbuh Kembang Optimal

Otak dan tubuh yang sedang tumbuh membutuhkan nutrisi yang tepat. Kebiasaan makan sehat langsung berkorelasi dengan peningkatan fungsi kognitif, sistem imun yang kuat, dan pencegahan stunting. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI telah lama mengampanyekan pentingnya gizi seimbang sebagai dasar pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Program ini selaras dengan upaya pemerintah di sektor kesehatan.

5. Gemar Belajar: Menumbuhkan Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)

Kebiasaan ini adalah inti dari pendidikan. “Gemar belajar” tidak hanya terbatas pada pelajaran formal, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan pada proses belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Konsep ini didukung kuat oleh psikolog Carol Dweck dalam bukunya, “Mindset: The New Psychology of Success”, yang menunjukkan bahwa anak dengan growth mindset (pola pikir berkembang) lebih tangguh dalam menghadapi tantangan.

6. Bermasyarakat: Melatih Kecerdasan Sosial dan Empati

Di era digital, interaksi sosial langsung menjadi semakin penting. Kebiasaan bermasyarakat mengajarkan empati, kerja sama, toleransi, dan keterampilan komunikasi. Ini adalah implementasi langsung dari dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu “Bergotong Royong” dan “Berkebinekaan Global”. Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), keterampilan sosial-emosional adalah prediktor kuat kesuksesan seorang anak di masa depan.

7. Tidur Cepat: Kunci Pemulihan dan Konsolidasi Memori

Ini adalah kebiasaan yang sering diabaikan, namun sangat krusial. Tidur yang cukup dan berkualitas, terutama bagi anak dan remaja, penting untuk konsolidasi memori (proses menyimpan informasi yang dipelajari), pertumbuhan, dan regulasi emosi. The National Sleep Foundation merekomendasikan waktu tidur 9-11 jam untuk anak usia 6-13 tahun dan 8-10 jam untuk remaja. Kebiasaan ini melengkapi siklus harian yang sehat, memastikan anak bangun dalam keadaan segar dan siap untuk hari berikutnya.

Akhirnya, penulis berpandangan bahwa Program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” bukan sekadar daftar perintah, melainkan sebuah ekosistem kebiasaan yang saling mendukung. Kebiasaan bangun pagi dan tidur cepat mengatur ritme biologis; olahraga dan makan sehat mengisi energi; ibadah dan belajar mengasah jiwa dan pikiran; serta bermasyarakat melatih hati dan keterampilan hidup.

Agar program ini efektif, diperlukan pendekatan yang melibatkan seluruh elemen, pertama Sekolah: Menciptakan lingkungan yang mendukung, misalnya dengan menyediakan waktu olahraga yang memadai dan kantin sehat. Kedua, Keluarga: Menjadi role model dan menciptakan rutinitas yang konsisten di rumah. Ketiga, Masyarakat: Menyediakan ruang yang aman dan nyaman bagi anak untuk berinteraksi dan beraktivitas.

Dengan implementasi yang konsisten dan kolaboratif, program ini berpotensi besar mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya hebat dalam IPTEK, tetapi juga memiliki IMTAQ, kesehatan fisik-mental yang prima, serta kepedulian sosial yang tinggi. Ini adalah fondasi yang tepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. (*)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO