spot_img
Minggu, November 16, 2025
spot_img
BerandaNTBBalai Bahasa NTB Revitalisasi Bahasa Daerah Lewat FTBI

Balai Bahasa NTB Revitalisasi Bahasa Daerah Lewat FTBI

Mataram (Suara NTB) — Balai Bahasa NTB menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2025 pada Sabtu (25/10) sampai dengan Senin (27/10). FTBI merupakan rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah yang menjadi salah satu program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen. Balai Bahasa NTB menutup kegiatan dengan beragam pemenang tujuh lomba bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo jenjang SD da SMP.

Kepala Balai Bahasa NTB, Dwi Pratiwi, menyampaikan FTBI telah digelar sejak tahun 2022. Kegiatan FTBI ini merupakan puncak dari rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah yang meliputi rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan, bimbingan teknis guru master, pemantauan dan evaluasi, dan terakhir adalah pelaksanaan FTBI sebagai perayaan penutup yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa NTB.

Ada tiga kabupaten yang belum memiliki peraturan pelestarian dan pelindungan bahasa dan sastra daerah, yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Dompu. “Peraturan Gubernur menjadi hal yang penting untuk menjadi landasan. Harapan kami bahwa sepuluh kabupaten/kota juga memiliki landasan regulasi secara lengkap dan utuh. Hal ini sebagai dasar dalam menguatkan pelaksanaan pelestarian bahasa daerah,” ujar Dwi Pratiwi.

Perlombakan Tujuh Mata Lomba

Ada tujuh mata lomba yang akan diperlombakan. Pada hari pertama, diselenggarakan lomba mendongeng, pidato, dan komedi tunggal. Pada hari kedua, dilaksanakan lomba baca puisi, lomba menulis cerpen, lomba menulis aksara, dan lomba tembang/sakeco/tembang dali. Sementara itu, hari ketiga adalah hari puncak, pengumuman pemenang.

Kegiatan yang dihadiri oleh Gubernur NTB yang diwakili oleh Plt. Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Provinsi NTB Dinas Dikbud NTB, Rizaldi, mitra kerja sama, dan 251 peserta lomba menuai hasil positif.

Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan FTBI 2022–2025 adalah belum semua pemerintah daerah mempunyai regulasi terkair pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan buku bahan ajar. Kendala lainnya, yaitu kurangnya guru bahasa daerah yang mengajarkan khusus penguatan bahasa daerah.

“Harapannya, minimal akan ada satu perguruan tinggi yang membuka jurusan bahasa dan sastra daerah. Hal ini pernah disampaikan juga ketika sesi diskusi dengan Universitas Mataram. Jika memang belum bisa pembentukan jurusan bahasa dan sastra daerah, setidaknya materi bahasa daerah masuk ke dalam kurikulum pengajaran jurusan. Selain itu, dukungan anggaran pemerintah daerah,” ujar Dwi.

Balai Bahasa NTB Dorong Semua Pihak Lestarikan Bahasa Daerah

Dalam hal ini, Balai Bahasa NTB telah berupaya mendorong penguatan implementasi melalui penandatangana Nota Kesepakatan antara Gubernur NTB dan Bupati/Wali Kota se-NTB dan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Dwi menyatakan bahwa FTBI bukan hanya selebrasi, tetapi juga bagian penting dalam proses pelestarian bahasa daerah. Bahkan, dari tahun 2006, Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyusun Kamus Sasambo-Indonesia. Dukungan lainnya adalah dengan membuat buku bahan cerita anak berbahasa daerah Sasambo-Indonesia. Harapannya elalui buku cerita anak yang bermutu, anak-anak dapat belajar bahasa daerah.

Plt. Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Rizaldi, yang mendapatkan mandat untuk menyampaikan sambutan Gubernur NTB. Ia mengungkapkan apresiasi Gubernur kepada Balai Bahasa NTB. Gubernur NTB tentu mendukung dan menilai bahwa hal ini merupakan wujud nyata dari NTB Mendunia karena hal ini berkaitan dengan bahasa dan sastra daerah.

Ia mengakui tugas besar di dinas pendidikan dan kebudayan adalah muatan lokal bahasa daerah. Tahun 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provindi NTB telah menggagas penyusunan mulok di tingkat SMA. Namun, memang ada kendala variasi warna bahasa daerah. Kesulitan lainnya dalah menyatukan berbagai dialek, terutama dialek bahasa Sasak yang beragam. Dibutuhkan kolaborasi antarpihak. (ron)


IKLAN







RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO