FASILITAS umum seperti trotoar dan bahu jalan di sejumlah ruas Kota Mataram kini banyak dikuasai pedagang kaki lima (PKL). Kondisi ini membuat hak pejalan kaki terampas dan menimbulkan kemacetan di beberapa titik, terutama pada jam-jam sibuk.
Pantauan di lapangan menunjukkan, area trotoar di Jalan Majapahit, TGH. Faisal, Jalan Lingkar Selatan, Jalan By Pass–Mataram, Jalan Adi Sucipto, hingga Jalan Bung Karno, dipenuhi oleh pedagang kreatif lapangan yang berjualan dari pagi hingga malam. Sebagian besar memanfaatkan trotoar dan bahu jalan untuk mendirikan lapak, baik permanen maupun semi permanen.
Padahal, pemerintah kota sebenarnya telah memberikan toleransi bagi masyarakat untuk berjualan dengan syarat tidak mengganggu fasilitas umum. PKL diperbolehkan berjualan mulai sore hingga malam hari, dengan konsep lapak tidak permanen agar ruang publik tetap bisa digunakan masyarakat umum pada waktu lain.
Namun, dalam praktiknya, banyak PKL yang melanggar ketentuan tersebut. Aktivitas mereka tidak hanya menghambat pejalan kaki, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Hj. Baiq Mirdiati, meminta pemerintah kota melalui dinas terkait untuk segera melakukan langkah penertiban secara konsisten.
“Fasilitas umum di Kota Mataram sebagian besar kini dikuasai PKL. Mereka yang menggunakan bahu jalan dan trotoar sudah menyalahgunakan aturan yang ada. Ini berisiko bagi keselamatan pejalan kaki dan pengendara, belum lagi dampak kemacetan,” ujar Mirdiati, Jumat, 31 Oktober 2025.
Ia menegaskan, penertiban tidak boleh dilakukan hanya sesekali. Operasi gabungan sebaiknya dilaksanakan setiap hari secara bergiliran di titik-titik rawan keberadaan PKL.
“Saya mengharapkan kepada dinas terkait untuk tetap melakukan operasi setiap hari, bukan hanya sekali-sekali. Dengan begitu, para PKL bisa tertib, aman, dan nyaman dalam berjualan tanpa merugikan masyarakat lain,” tegasnya.
Menurutnya, apabila operasi penertiban dilakukan secara rutin dan terencana, maka tidak akan ada lagi pedagang yang berjualan di bahu jalan yang menyebabkan kemacetan. Ia optimis, langkah ini akan menjadikan Kota Mataram lebih tertib, aman, dan bersih, serta nyaman dipandang oleh masyarakat maupun wisatawan. (fit)


