Kota Bima (Suara NTB) – Memasuki musim penghujan tahun diakhir tahun 2025 ini, Wali Kota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, S.E, mengimbau seluruh warga Kota Bima agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat intensitas hujan yang mulai meningkat.
Dalam surat imbauan bernomor 400.14.1/634/X/2025 itu, Pemerintah Kota Bima mengingatkan masyarakat, camat, lurah, serta seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil langkah-langkah antisipatif menghadapi kemungkinan bencana dan gangguan lingkungan.
“Peningkatan curah hujan dapat menimbulkan risiko genangan, banjir, longsor, hingga tumbangnya pohon akibat angin kencang. Karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan,” imbauan orang nomor satu di Kota Bima ini, pada Senin (3/11/2025).
Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air, sungai, dan drainase agar aliran air tetap lancar. Warga juga diminta memangkas atau menata pohon di sekitar rumah dan fasilitas umum yang berpotensi tumbang saat hujan deras.
“Selain itu, masyarakat diimbau memeriksa dan memperkuat struktur bangunan rumah, terutama bagian atap dan dinding, agar tetap kokoh menghadapi cuaca ekstrem,” sebutnya.
Wali Kota juga menekankan pentingnya kewaspadaan bagi pengendara kendaraan bermotor saat melintas di jalanan licin, tergenang air, atau berada di dekat tebing dan pepohonan besar.
Tak hanya itu, Rahman juga mendorong pengaktifan sistem informasi dan pemantauan lingkungan di tingkat RT/RW dan kelurahan. Warga diharapkan segera melapor kepada pihak berwenang apabila ditemukan tanda-tanda bahaya seperti genangan air tinggi, tanah longsor, atau pohon tumbang.
“Pemerintah Kota Bima bersama perangkat daerah terkait, TNI, Polri, serta relawan kebencanaan akan terus melakukan pemantauan dan siap siaga memberikan bantuan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Melalui imbauan ini, Pemkot Bima berharap seluruh warga dapat berperan aktif menjaga lingkungan dan saling mengingatkan agar potensi bencana di musim hujan dapat diminimalkan.
Sebagai pengingat, Kota Bima pernah mengalami bencana banjir besar pada akhir Desember 2016 yang melumpuhkan hampir seluruh wilayah kota. Hujan deras yang mengguyur selama dua hari menyebabkan air meluap dari Sungai Padolo dan Sungai Melayu hingga merendam permukiman warga dengan ketinggian mencapai dua hingga tiga meter. Ribuan rumah terendam dan lebih dari seratus ribu jiwa terdampak, sebagian besar di antaranya harus mengungsi di tempat-tempat aman. Aktivitas masyarakat lumpuh total, listrik padam, dan akses jalan utama banyak yang rusak.
Peristiwa itu menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan warga Kota Bima untuk terus menjaga kebersihan sungai, memperbaiki sistem drainase, serta memperkuat koordinasi antarwarga dalam menghadapi datangnya musim penghujan tahun ini. (hir)

